Makna Ganda Ungkapan 'Ojo Kesusu' untuk Relawan Jokowi

Image title
23 Mei 2022, 20:45
Presiden Jokowi menyampaikan sambutan dalam Rapat Umum Relawan Jokowi di Sentul Internasional Convention Center, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (4/8/2018).
ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
Presiden Jokowi menyampaikan sambutan dalam Rapat Umum Relawan Jokowi di Sentul Internasional Convention Center, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (4/8/2018).

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo meminta para relawan pendukungnya yang tergabung dalam Pro Jokowi (Projo), tidak terburu-buru memberikan dukungan terhadap calon presiden dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Pernyataan itu disampaikannya saat menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Projo pada Minggu (22/5).

Rapat ini turut dihadiri Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, yang namanya santer diisukan akan menjadi capres pada Pemilu 2024 mendatang. Isu ini cukup beralasan, jika melihat popularitas Ganjar saat ini selalu menempati tiga tokoh dengan elektabilitas tertinggi pada berbagai survei, bersaing dengan Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.

Pengamat Komunikasi Politik, Jamiluddin Ritonga, menyampaikan bahwa pernyataan Jokowi dalam Rakernas Projo memberikan makna ganda. Pernyataan tersebut dapat berarti bahwa Jokowi tak mau mengumbar dukungan terhadap tokoh dalam pemilihan presiden (Pilpres) mendatang.

"Jokowi ingin menunjukkan dirinya belum mendukung siapapun capres pilihannya," kata Jamil saat dihubungi Katadata.co.id pada Senin (23/5).

Jamil menilai sikap tersebut juga mengambil pilihan aman bagi Jokowi, agar tidak menyinggung Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputeri. Sebab, PDIP merupakan partai yang mengusungnya dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 lalu.

Makna lainnya, Jokowi juga tak mau kabinet yang dipimpinnya goyah hingga jabatannya berakhir pada 2024 nanti. Oleh sebab itu, dia menilai bahwa kemungkinan Jokowi memberi sinyal dukungan bagi sosok tertentu, termasuk Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo sangatlah kecil.

Menurutnya, harga yang mesti dibayar untuk mendukung Ganjar terlalu mahal, sebab akan mempengaruhi kinerja pemerintahannya. Hal ini karena di dalam kabinetnya, juga terdapat beberapa tokoh politik dari beragam partai koalisi pendukung pemerintah. 

Secara khusus, Jamil juga memberikan catatan terkait cara Jokowi menyampaikan hal sensitif di dalam acara Rakernas relawan pendukungnya. Menurutnya, pernyataan Jokowi di hadapan publik seperti itu berpotensi membuat para loyalis PDIP tersinggung.

“Pernyataan Jokowi itu tampaknya membuat PDIP kurang berkenan,” ujarnya.

Pernyataan politis seperti itu juga dianggap Jamil tak selayaknya disampaikan Jokowi sebagai seorang presiden. Meski memiliki kebebasan mendukung siapapun, menurutnya sebagai publik, Jokowi mesti menunjukkan sikap independen.

“Kalau dia politisi, tentu dia akan mendukung salah seorang capres. Sebaliknya, bila dia negarawan, tentu dia akan memilih netral,” kata Jamil.

Untuk dapat mengajukan pasangan capres dan cawapres, partai politik harus memiliki perolehan kursi 20% di parlemen. Berikut perolehan kursi di DPR berdasarkan Pemilu 2019:

Sebagaimana diketahui, Jokowi melontarkan dua poin yang menuai pro dan kontra dalam pidato di hadapan pendukunganya pada Minggu (22/5) lalu. Selain meminta para pendukungnya tak terburu-buru menentukan sikap politik, dia juga membuat pernyatan bahwa sosok yang didukungnya hadir dalam acara tersebut.

“Yang ketiga, urusan politik, ojo kesusu sek. Jangan tergesa-gesa. Meskipun mungkin yang kita dukung ada di sini,” kata Jokowi.

Reporter: Ashri Fadilla

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...