Syafii Maarif, Tokoh Muhammadiyah yang Pluralis dan Sahabat Jokowi
Mantan Ketua Umum Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif meninggal dunia pada Jumat (27/5) pukul 10.15 WIB. Ia wafat pada usia 86 tahun setelah dirawat di RS PKU Muhammadiyah, Gamping, Yogyakarta.
Buya Syafii Maarif, panggilan akrabnya, merupakan Ketua Umum ke-13 PP Muhammadiyah dan menjabat pada 1998 hingga 2005. Ia juga merupakan pemikir terutama dalam agama Islam.
Dikutip dari berbagai sumber, Syafii lahir di Nagari Calau, Sumpur Kudus, Sumatera Barat pada 31 Mei 1935. Ia menyelesaikan sekolah dasar pada tahun 1947, dan baru 1950 masuk Madrasah Muhammadiyah di Lintau.
Tahun 1953, ia merantau ke Jawa dengan niat belajar di Yogyakarta. Namun berselang dua tahun kemudian, Syafii memutuskan tak melanjutkan pendidikannya usai merampungkan sekolah di Madrasah Muallimin lantaran masalah biaya.
Sempat pulang kampung hingga mengajar di Lombok, Syafii akhirnya kembali ke Jawa untuk berkuliah di Universitas Cokroaminoto hingga mendapatkan gelar sarjana muda pada 1964.
Dia lalu melanjutkan pendidikannya di Fakultas Keguruan Ilmu Sosial, IKIP Yogyakarta (sekarang menjadi Universitas Negeri Yogyakarta) hingga tamat pada 1968.
Syafii lalu melanjutkan pendidikannnya dengan mengambil Program Master di Departemen Sejarah Universitas Ohio, Amerika Serikat. Tak hanya itu, dia juga memperoleh gelar doktor dari Program Studi Bahasa dan Peradaban, Universitas Chicago.
Di Chicago, ia kerap berdiskusi dengan tokoh lain asal Indonesia seperti Amien Rais dan Nurcholis Madjid yang sama-sama menempuh pendidikan doktoral. Syafii juga kerap mengkaji Al-Quran dengan pemikir neomodernis Islam yakni Fazlur Rahman.
Buya menggantikan koleganya, Amien Rais menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah pada 1998 seiring keputusan Amien untuk berpolitik. Pada muktamar tahun 2000, ia dipilih lagi menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah.
Bersamaan dengan jabatannya di Muhammadiyah, ia juga mendirikan Maarif Institute pada 2002. Tujuannya untuk membahas isu-isu demokrasi, pluralitas, hingga dialog antar agama dari sudut pandang Islam. Tak hanya itu, ia juga menjadi Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila pada 2017 lalu.
Syafii sendiri merupakan sosok yang dianggap guru bangsa dan kerap dimintai saran oleh sejumlah tokoh politik. Bahkan Presiden Joko Widodo sempat berkonsultasi dengannya saat menyusun kabinet pemerintahan periode 2019 hingga 2024.
“(Pertemuan dengan Jokowi membahas) soal menteri, pilih kabinet yang bagus, yang betul-betul,” kata Syafii pada 19 September 2019 lalu.