Tak Kunjung Dapat Kursi Menteri, PAN: Terserah Presiden

Tia Dwitiani Komalasari
11 Juni 2022, 15:31
Presiden Joko Widodo (kanan) mengambil sumpah jabatan pelantikan menteri Kabinet Indonesia Maju sisa masa jabatan periode 2019-2024 dan kepala lembaga pemerintah non kementerian di Istana Negara, Jakarta, Rabu (28/4/2021).
ANTARA FOTO/Setpres/Rusman/Handout/aww.
Presiden Joko Widodo (kanan) mengambil sumpah jabatan pelantikan menteri Kabinet Indonesia Maju sisa masa jabatan periode 2019-2024 dan kepala lembaga pemerintah non kementerian di Istana Negara, Jakarta, Rabu (28/4/2021).

Partai Amanat Nasional menyerahkan keputusan jatah kursi menteri pada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Namun demikian, mereka siap mencari kader partai yang mumpuni jika diminta Jokowi membantu di kabinet pemerintahan.

Sejak Agustus 2021, PAN bergabung dengan koalisi partai pendukung Jokowi. Namun hingga kini, partai tersebut tidak kunjung mendapatkan jatah Menteri.

Politisi PAN, Ahmad Yohan, mengatakan jika partainya menyerahkan keputusan mengenai jatah menteri kepada Presiden Joko Widodo. “Terkait menteri ini PAN sudah kebal lah, mau dikasih atau enggak, terserah Presiden, hak prerogatif Presiden," kata Yohan dalam diskusi 'Jangan Pegel Nunggu Reshuffle' secara daring, Sabtu (11/6/2022).

Sejak awal, dia mengatakan, PAN masuk dalam koalisi partai Jokowi tanpa syarat. Hal itu dilakukan untuk menghenatikan kegaduhan politik.

“Kita dukung semua yang selama itu menyangkut kepentingan bangsa dan negara apapun kebijakan pemerintah," tuturnya.

 Yohan mengatakan, PAN siap jika dibutuhkan di kursi pemerintahan. Namun, hingga saat ini belum ada komunikasi dari presiden untuk mengajukan nama calon menteri.

“Komunikasi politik sejak dulu juga sudah ada, diminta membantu. Kita terserah, Presiden yang punya kewenangan, punya hak, yang diberikan PAN di bidang untuk apa dibantu,” ujarnya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi dikabarkan akan merombak jajaran menteri kabinet atau melakukan reshuffle dalam waktu dekat. Reshuffle menteri dilakukan untuk menghadapi permasalahan yang sangat berat, seperti kondisi ekonomi global dan dampak pandemi.

Menanggapi beragam spekulasi mengenai kemungkinan reshuffle, Presiden Jokowi menolak berbicara rencananya tersebut. "Belum," ujar Jokowi singkat usai meresmikan Masjid At-Taufiq di Sekolah Partai DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (8/6).

Isu reshuffle muncul kembali ke permukaan setelah Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno mengungkap adanya kemungkinan Presiden akan merombak posisi menteri. "Kalau sudah ada jadwal nanti kami bocorin sedikit-sedikit," kata Pratikno di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (2/6). 

 Namun ia tak memberitahu bocoran nama menteri yang akan tergeser ataupun perubahan pos kementerian. "Nanti saja lah," katanya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Katadata.co.id, PDIP akan mendapat tambahan jatah menteri dalam reshuffle kali ini. Sejumlah nama yang muncul antara lain Trimedya Panjaitan hingga Junimart Girsang.

Reshuffle juga akan mengakomodasi kader Partai Amanat Nasional (PAN) untuk masuk kabinet. Jatah buat PAN sempat santer disebut beberapa kali.

Terakhir kali isu jatah menteri menguat ketika Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan menemui Presiden Jokowi pada 4 Maret lalu. Kader PAN yang dikabarkan akan menjadi calon untuk menempati posisi menteri, berkutat antara Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi, dan Sekjen PAN Eddy Soeparno.

 Perombakan atau reshuffle kabinet kerap terjadi di tiap periode pemerintahan Indonesia semenjak era Reformasi. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merupakan presiden yang paling banyak melakukan reshuffle dan pergantian menteri, yakni sebanyak 20 kali.

 

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...