Jakarta Kembali Jadi Kota Berkualitas Udara Terburuk di Dunia Hari Ini
Lembaga data kualitas udara, IQ Air kembali menempatkan DKI Jakarta pada posisi pertama di dunia sebagai kota dengan kualitas udara terburuk, Jumat (17/6) pagi.
Pemandangan kabut menyelimuti gedung-gedung pencakar langit di Jakarta hari ini, mengindikasikan kualitas udara yang buruk di tengah cuaca Ibu Kota yang berawan.
Sebelumnya, pada Rabu (15/6) kualitas udara Jakarta juga menduduki posisi pertama di dunia dengan indeks kualitas udara tidak sehat mencapai 188 pada pukul 11.00 WIB.
Menurut laman jejaring IQ Air, mencatat kualitas udara di Jakarta hingga pukul 07.50 WIB tercatat mencapai indeks 160. Berdasarkan standar Amerika Serikat (AQ US), kualitas udara yang digolongkan dalam indeks 151 hingga 200 merupakan kategori udara yang tidak sehat.
Konsentrasi particulate matter (PM) 2.5 mencapai 14,6 kali lipat di atas standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Sebagai informasi, PM 2.5 merupakan polutan pencemar udara yang paling kecil dan berbahaya bagi kesehatan tubuh.
Dikutip dari Antara, IQ Air menyarankan masyarakat untuk menggunakan masker, menghidupkan pemurni udara, menutup jendela dan menghindari aktivitas di luar rumah.
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyatakan volume kendaraan yang meningkat dinilai memicu kualitas udara Ibu Kota menjadi buruk.
"Memang Jakarta ini cukup padat. Kendaraan kembali normal, ada peningkatan polusi," kata Riza, Kamis (16/6).
Sedangkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta mencatat pada Rabu (15/6) suhu udara yang rendah dan tingkat kelembaban yang tinggi membuat akumulasi polutan sehingga mendorong polusi udara di Ibu Kota.
"Akibatnya polutan pencemar udara terakumulasi di lapisan troposfer," kata Humas DLH DKI Yogi Ikhwan.
Berdasarkan perkiraan BMKG pada Jumat ini, suhu udara di DKI Jakarta berada pada kisaran minimum 25 hingga maksimum 32 derajat celsius. Untuk tingkat kelembaban udara diperkirakan berada pada rentang minimum 75% - 100%.