Bertemu Jokowi, PM Cina Janji Tambah Impor CPO Indonesia 1 Juta Ton
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengadakan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) Cina Li Keqiang pada Selasa (26/7). Dalam pertemuan tersebut, Cina menyebutkan akan menambah impor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dari Indonesia.
Pertemuan berlangsung di Villa 5, Diaoyutai State Guesthouse, Beijing pada Selasa (26/7) sore. “RRT menyampaikan komitmen untuk menambah impor CPO satu juta ton dari Indonesia,” demikian tertulis dalam keterangan pers Sekretariat Presiden, Selasa (26/7).
Selain itu, Cina mengatakan bakal memprioritaskan impor produk pertanian dari Indonesia. Kedua pemimpin juga membahas kerja sama pembangunan Green Industrial Park di Kalimantan Utara.
Dalam sambutan pengantarnya, Jokowi menyampaikan Cina merupakan mitra strategis Indonesia. Saat ini, kedua negara memiliki kerja sama yang saling menguntungkan.
Mantan Wali Kota Solo itu berharap, pertemuan tersebut dapat membahas berbagai kerja kerja sama khususnya di bidang perdagangan, investasi, infrastruktur, keuangan, pendanaan, serta maritim.
Jokowi menambahkan, perdagangan antara Indonesia dan Cina sudah melampaui US$ 100 miliar. Ia berharap kerja sama tersebut dapat terus ditingkatkan. “Peluang untuk meningkatkan angka perdagangan sangat besar,” ujar Jokowi.
Selama ini, Cina merupakan negara kedua importir CPO global. Berdasarkan data Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), permintaan impor minyak sawit (Crude Palm Oil/CPO) global akan mencapai 50,6 juta ton untuk periode November 2021-Oktober 2022. Berikut grafik Databoks:
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, fokus utama pertemuan kedua pemimpin untuk meningkatkan kerja sama pada bidang ekonomi. “Kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan,” kata Retno.
Turut mendampingi Jokowi dalam pertemuan tersebut ialah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, dan Duta Besar RI Beijing Djauhari Oratmangun.
Jokowi juga dijadwalkan bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping untuk membahas kerja sama ekonomi pada bidang perdagangan dan investasi. Selain membahas penguatan kerja sama bilateral, Jokowi dan Xi akan membahas perkembangan sejumlah isu kawasan dan isu internasional, salah satunya, persiapan Konferensi Tingkat Tinggi G20.
Keduanya kerap menjalin komunikasi selama pandemi. Keduanya sempat melakukan percakapan telepon untuk membahas sejumlah hal, seperti proyek kereta api cepat, konflik Rusia dan Ukraina, dan G20. Xi pun mendukung Indonesia untuk memainkan perang penting sebagai Presidensi G20.
Kedua negara juga melakukan sejumlah kerja sama mulai dari vaksin hingga proyek kereta cepat. RI dan Cina juga akan memajukan pola hubungan bilateral baru “four-wheel drive” di bidang politik, ekonomi, maritim, dan budaya.