Keunggulan Mobil Listrik yang Diminta Jokowi Jadi Kendaraan Dinas

Nadya Zahira
16 September 2022, 19:07
mobil listrik, kendaraan listrik, kendaraan dinas,
ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/tom.
Mobil listrik tengah mengisi daya pada SPKLU PLN.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 2022 tentang penggunaan kendaraan listrik, untuk kendaraan dinas operasional dan kendaraan perorangan dinas instansi pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Penggunaan mobil listrik dinilai lebih hemat energi dan ramah lingkungan. Apalagi di tengah tingginya harga energi saat ini imbas ketatnya pasokan di tengah permintaan yang meningkat, yang diperparah dengan konflik geopolitik imbas perang Rusia dan Ukraina.

Instruksi yang telah ditetapkan ini ditunjukan kepada para Menteri Kabinet Indonesia Maju, Sekretaris Kabinet, Kepala Staf Kepresidenan, Jaksa Agung, Panglima TNI, Kapolri, para Kepala Lembaga Pemerintah Non-Kementerian, Para Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Negara, dan Para Gubernur, Bupati/Walikota.

Mobil listrik memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan mobil berbahan bakar minyak (BBM). Mulai dari biaya harian yang murah, hingga bebas polusi terutama untuk mobil listrik berbasis baterai non-hibrida.

Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut beberapa kelebihan mobil listrik yang tidak dimiliki oleh mobil konvensional, seperti dikutip dari solarreviews.com:

1. Ramah Lingkungan

Menurut Environmental Protection Agency (EPA) Amerika Serikat (AS), satu kendaraan penumpang berbahan bakar minyak (BBM) dengan jangkauan 9,4 kilometer per liter menghasilkan rata-rata 4,6 metrik ton karbon dioksida per tahun.

Mobil listrik non-hibrida mengeluarkan nol ton CO2 atau gas rumah kaca lainnya, membuatnya jauh lebih ramah lingkungan. Mengisi daya mobil listrik dengan energi terbarukan, seperti PLTS, memastikan tidak ada CO2 yang dipancarkan pada setiap fase penggunaan kendaraan.

Meski demikian di Indonesia ada perdebatan mengenai hal tersebut lantaran sebagian besar listrik yang diproduksi masih berasal dari pembangkit listrik fosil, utamanya batu bara. Pembangkitan listrik Indonesia mencapai 73.736 megawatt (MW) atau 73,74 gigawatt (GW) hingga November 2021, PLTU menyumbang 50,15% atau 36,98 GW.

Sehingga, ini menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah dan seluruh stakeholder untuk meningkatkan porsi energi baru terbarukan (EBT) dalam bauran energi nasional agar penggunaan kendaraan listrik benar-benar bebas emisi.

2. Perawatan yang Mudah

Mesin BBM memiliki banyak bagian yang bergerak, termasuk pompa dan katup, bersama dengan cairan yang perlu diganti, seperti oli yang harus diganti secara berkala.

Sementara kendaraan listrik tidak memiliki banyak komponen yang perlu diganti, perawatan yang lebih sedikit diperlukan. Mobil listrik juga umumnya bertahan lebih lama daripada mobil BBM karena lebih sedikit keausan.

3. Biaya Bahan Bakar yang Lebih Murah

Mengisi ulang mobil listrik jauh lebih murah dibandingkan dengan BBM dalam jangka panjang. Apalagi saat ini harga minyak tinggi sehingga membuat harga BBM menjadi mahal.

Sementara itu pemerintah melalui PLN memberikan PT PLN (Persero) memberikan diskon tarif listrik sebesar 30% untuk pemilik mobil listrik yang melakukan pengisian daya baterai melalui fasilitas home charging jika pengisian dilakukan pada pukul 10.00 malam hingga 05.00 pagi keesokan harinya.

Menurut perhitungan PLN, Satu liter bensin setara dengan 1,2 kWh listrik dengan jarak tempuh yang sama. Satu liter bensin harganya Rp 12.000-15.000, sedangkan 1,2 kwh listrik hanya Rp 1.800. Jakarta-Bali kalau pakai mobil BBM bisa Rp 1,5 juta untuk mengisi BBM, mobil listrik hanya Rp 300.000.

4. Performa Tinggi

Mobil listrik memiliki akselerasi yang luar biasa. Hal tersebut dikarenakan mobil listrik bisa mengirimkan torsi dalam waktu singkat ke roda penggerak. Misalnya, mobil Tesla model S memiliki akselerasi sekitar 3 detik dari posisi diam untuk mencapai kecepatan 100 km/jam.

Motor listrik juga cenderung bereaksi lebih cepat daripada mesin mekanis, memberikan lebih banyak torsi dan kelincahan saat mengemudi. Selain itu, mobil listrik biasanya beroperasi lebih efisien dan menggunakan lebih sedikit energi dalam lalu lintas kota yang macet.

Mobil listrik juga tidak bersuara saat dikendarai. Berbeda dengan mobil BBM yang mengeluarkan suara dan getaran karena banyaknya komponen yang bergerak dalam mesin. Namun mobil listrik justru akan memberikan kenyamanan bagi pengemudi dan orang lain disekitarnya karena tidak mengeluarkan suara bising.

7. Bebas Ganjil Genap

Di Indonesia, mobil listrik terbebas dari aturan ganjil-genap. Artinya, pengguna mobil listrik bisa bebas melaju di ruas jalan yang memberlakukan sistem ganjil genap. Hal tersebut tentu memberikan kenyaman bagi para penggunanya.

8. Pengisian Daya yang Mudah

Banyak orang yang salah mengira bahwa mobil listrik lebih merepotkan karena harus mencari stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) yang tidak semudah mencari SPBU. Pengisian daya pun membutuhkan waktu hingga hitungan jam, tak seperti mengisi BBM yang hanya dalam hitungan menit.

Untuk perjalanan harian di dalam kota, hal ini dapat diatasi dengan mengisi penuh baterai mobil listrik di rumah. Tergantung spesifikasinya, mobil listrik memiliki jarak tempuh yang cukup jauh. Seperti Wuling, Air EV yang mampu melahap 200-300 km dalam satu kali pengisian penuh.

Lalu mobil listrik besutan Hyundai yang dijual di Indonesia saat ini, memiliki jarak tempuh 305-384 km. Adapun mobil listrik paling hemat energi saat ini adalah Tesla Model 3 yang konsumsi dayanya hanya 25 kilowatt jam (kWh) per 100 mil (sekitar 160,9 km).

Dengan jarak tempuh tersebut, pengguna mobil listrik dapat melakukan perhitungan harus mengisi ulang baterai setiap beberapa hari berdasarkan jarak yang mereka tempuh setiap harinya. Tentu lebih amannya berkendara dengan kondisi baterai terisi penuh.

Namun pengisian baterai berpotensi menjadi kendala untuk perjalanan jarak jauh. Kuncinya adalah perencanaan yang baik sebelum berkendara ke luar kota. Bahkan stasiun pengisian tercepat yang ada di dunia saat ini akan membutuhkan waktu 30 menit untuk mencapai kapasitas mendekati 80%.

Meski begitu, saat ini jumlah SPKLU semakin banyak, bertebaran di tempat-tempat umum. Pertamina juga telah menyediakan stasiun pengisian daya mobil listrik di SPBU walau membutuhkan waktu yang tak singkat.

Reporter: Nadya Zahira

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...