Sinopsis Film G30S PKI, Cerita tentang Kekejian PKI dan Upaya Kudeta
Salah satu peristiwa bersejarah bangsa Indonesia adalah gugurnya tujuh perwira Angkatan Darat (AS) pada 30 September 1965. Gugurnya para perwira ini karena upaya Partai Komunis Indonesia melakukan kudeta terhadap pemerintah.
PKI sendiri adalah partai politik komunis yang telah dibubarkan. Partai ini sebelumnya telah dua kali melakukan pemberontakan, yakni pada 1926 yang pada akhirnya ditumpas oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda. Kedua, pada 1948 di mana Republik Indonesia merupakan negara yang baru berdiri. Pemberontakan 1948 ini pun berhasil ditumpas.
Meski demikian, partai ini dalam tahun-tahun selanjutnya tetap mendapat tempat dalam belantika perpolitikan Indonesia. Namun, Gerakan 30 September atau yang lebih dikenal sebagai G30S PKI, membuat pemerintah akhirnya menetapkan PKI sebagai partai terlarang, serta melarang ajaran komunis.
Pada 30 September 1965, sebanyak tujuh perwira tinggi dan satu perwira menengah AD diculik, oleh pasukan yang mengatasnamakan Presiden. Delapan perwira tersebut, akhirnya dieksekusi.
Para perwira AD tersebut, antara lain:
1. Jenderal (Anumerta) Ahmay Yani
2. Letjen (Anumerta) Suprapto
3. Letjen (Anumerta) S. Parman
4. Letjen (Anumerta) M. T. Haryono
5. Mayjen (Anumerta) D. I. Pandjaitan
6. Mayjen (Anumerta) Sutoyo Siswomiharjo
7. Brigjen (Anumerta) Katamso
8. Kapten (Anumerta) Pierre Tendean.
Sejatinya, PKI juga mengincar satu jenderal, yakni Jenderal Abdul Haris Nasution, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Pertahanan dan Keamanan. Namun, ia berhasil lolos karena ajudannya, Pierre Tendean menghadapi para penculik yang hendak membawanya. Dalam bentrokan yang terjadi di rumahnya, putrinya Ade Irma Suryani, terbunuh.
Lebih lengkapnya, Anda dapat menonton film G30S PKI yang biasanya ditonton setiap 30 September. Ini untuk mengenang jasa pahlawan yang gugur. Film ini diharapkan dapat menambah pengetahuan akan sejarah bangsa Indonesia.
Sebagai informasi, pihak yang melakukan penculikan dikenal dengan nama resimen Cakrabirawa. Padahal resimen tersebut dibentuk langsung oleh Presiden Republik Indonesia yang kala itu menjabat, yakni Ir. Soekarno.
Sayangnya, ada kepentingan lain yang menunggangi pasukan atau resimen tersebut. Di bawah perintah Letkol Untung, mereka melakukan pembunuhan kepada para jenderal. Ia sendiri merupakan Komandan Batalyon I Resimen Cakrabirawa.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah sinopsis singkat dari film G30S PKI.
Sinopsis Film G30S PKI
Film ini menceritakan tentang pembunuhan terhadap tujuh jenderal yang kala itu menjabat pada pemerintahan Presiden Soekarno. Kejadian tersebut berlatar tahun 1965, tepatnya pada tanggal 30 September.
Selain itu, film ini juga menggambarkan kekejian PKI yang saat itu berada di bawah kuasa DN Aidit. Terlihat pada awal pemutara film, pihaknya membantai sejumlah warga yang sedang beribadah di masjid.
Pada hari eksekusi, sekelompok tentara yang dikenal dengan nama pasukan Cakrabirawa tersebut mengepung rumah Brigjen D. I. Pandjaitan. Dimana awalnya mereka menyampaikan bahwa sang Jenderal diminta untuk menghadap Presiden.
Tentu saja Pandjaitan hanya mengiyakan, mengingat perintah tersebut turun dari Presiden Soekarno. Meski begitu, ia juga meminta waktu untuk berdoa sebelum berangkat.
Karena terlalu lama, pasukan di bawah Letkol Untung itu menembak Pandjaitan dan memasukannya ke dalam truk. Secara menyedihkan, eksekusi tembak ini dilihat oleh sang istri dan anak perempuannya yang bernama Catherine.
Setelah itu, pasukan kembali beraksi menyambangi kediaman jenderal-jenderal lain untuk melakukan hal yang serupa. Dengan kedok perintah menghadap Presiden, mereka justru menembak mati sasaran.
Berbeda halnya dengan Jenderal Nasution yang juga menjadi sasaran. Dirinya berhasil lolos dengan melarikan diri. Namun, justru anak perempuan dan bawahannya yang tertembak, yakni Ade Irma Suryani dan Kapten Pierre Tendean.
Korban yang berhasil terbunuh dan disekap langsung dibawa ke Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur. Kejamnya lagi, mereka ditumpuk di dalam sumur, ditembak berkali-kali, diuruk dengan pasir dan ditanami pohon pisang.
Demikian penjelasan singkat mengnai sinopsis film G30S PKI yang wajib Anda tonton untuk mengetahui sejarah bangsa Indonesia dan mengenang Pahlawan Revolusi yang gugur saat tragedi tersebut.
Kesaksian Eks Cakrabirawa
Setelah peristiwa tersebut berlalu berpuluh-puluh tahun, salah satu mantan Batalyon Cakrabirawa, Isha Bahar (87) memberikan kesaksiannya mengenai sebelum operasi yang dilakukan. Kala itu, dirinya berpangkat Sersan Mayor di resimen Cakrabirawa.
Melansir dari Kompas.com, Purna Jenderal tersebut mengakui bahwa keterlibatan di tragedi G30S PKI cukup membuatnya kaget. Pasalnya, ia tidak pernah menyangka. Ishak Bahar mengatakan bahwa Letkol Untung memintanya untuk ikut pergi. Padahal kala itu, dirinya ada tugas untuk mengawal Presiden Soekarno.
Tidak tahu kemana tujuannya, Serma Ishak dibawa ke Rumah Sakit Angkatan Darat (RSAD) dan menemui Soeharto yang sedang merawat anaknya. Meski begitu, dirinya memilih tidak ikut masuk ke ruangan.
Sepanjang perjalanan, Serma Ishak ternyata menguping dan mendapatkan informasi bahwa Letkol Untung dan Abdul Latief yang mendapatkan izin dari Soeharto untuk melaksanakan suatu misi. Secara gamblang, ia mengatakan “Baik Pak Untung dan Pak Latief itu pamitan dengan Soeharto mau nyulik jenderal.”
Sayangnya, saat itu ia juga tidak mengetahui dan sadar akan hal yang terjadi setelahnya. Dirinya bertugas untuk berjaga di Lubang Buaya, tepatnya di rumah pondok.
Dalam kesaksiannya, ia sangat kaget saat mengetahui bahwa anggota resimen Cakrabirawa yang lain dibagi secara berkelompok untuk menculik jenderal. Hal tersebut lantaran Serma Ishak hanya diperintah berjaga di Lubang Buaya tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Menyaksikan pembantaian secara langsung, Serma Ishak sangat panik melihat para jenderal ditumpuk ke dalam sumur tua yang diuruk pasir lalu ditanam pohon pisang. Menurutnya juga, peristiwa tersebut berlangsung cepat.