Deretan Tragedi Suporter Bola RI, selain Kerusuhan Stadion Kanjuruhan
Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan menewaskan 127 orang menurut data kepolisian per Minggu (2/10) dan 129 orang berdasarkan laporan media asing. Di Indonesia ada sejumlah kasus suporter klub sepak bola yang meninggal dunia.
Media asing seperti The Guardian, Reuters hingga CNBC melaporkan bahwa korban meninggal dunia akibat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan mencapai 129 orang. Sedangkan data kepolisian per Minggu (2/10) 127 orang.
Kerusuhan terjadi setelah pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan. Persebaya menang 3-2 dari Arema FC dalam laga lanjutan BRI Liga 1 2022/2023 ini.
“Korban meningal dunia karena kekacauan, kepadatan, terinjak-injak dan lemas,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang Wiyanto Wijoyo dikutip dari The Guardian, Minggu (2/10).
Berikut deretan tragedi suporter klub sepak bola meninggal dunia di Indonesia:
1. Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan (2022)
Kericuhan bermula saat ribuan suporter Aremania merangsek masuk ke area lapangan. Pemain Persebaya langsung meninggalkan lapangan Stadion Kanjuruhan menggunakan empat mobil Polri, barracuda.
Sedangkan beberapa pemain Arema FC yang masih di lapangan langsung diserbu pemain.
Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan itu semakin membesar ketika sejumlah suar atau flare dilemparkan. Benda-benda lainnya juga dilempar oleh suporter.
Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut.
Ada kobaran api pada sejumlah titik di dalam Stadion Kanjuruhan. Terlihat ada dua unit mobil polisi di dalamnya.
Salah satu mobil yakni K9 dibakar. Sedangkan mobil lainnya rusak parah dengan kaca pecah dan dalam posisi miring di bagian selatan tribun VIP.
Antara mencatat, jumlah petugas keamanan tidak sebanding dengan jumlah suporter Arema FC yang masuk ke lapangan yang mencapai ribuan. Petugas kemudian menembakkan gas air mata di dalam lapangan.
Tembakan gas air mata itu membuat banyak suporter pingsan dan sulit bernapas. Kemudian suporter lainnya panik.
2. Dua bobotoh Persib (2022)
Dua bobotoh atau pendukung Persib Bandung bernama Asep Ahmad Solihin (29 tahun) dan Sofian Yusuf (19 tahun) meninggal dunia usai pertandingan Piala Presiden 2022 antara Persebaya versus Persib di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Jumat (17/6/2022).
Keduanya meninggal akibat terjatuh saat masuk berdesak-desakan ke area stadion. Asep dan Sofian sempat mendapatkan pertolongan medis dan perawatan di RS Sartika Asih, tetapi nyawa mereka tak terselamatkan.
3. Micko Pratama (2018)
Bonek atau pendukung Persebaya Surabaya, Micko Pratama (16 tahun) meninggal dunia pada 15 April 2018. Ia mengalami dipukuli oleh sekelompok pemuda tak dikenal di Solo setelah menonton pertandingan antara Persebaya vs PS Tira di Bantul, Yogyakarta.
Truk yang digunakan oleh puluhan Bonek yang ditumpanginya diadang oleh sejumlah orang. Mereka memukuli para penumpang truk.
4. Harun Al Rasyid Lestaluhu (2016)
Ia meninggal saat terjadi bentrokan antara warga dan pendukung klub sepak bola Persija alias Jakmania. Bentrokan terjadi di area jalan tol.
Sebanyak enam bus yang membawa rombongan Jakmania melintas di Jalan Tol Palimanan, Cirebon. Mereka dalam perjalanan kembali dari Solo setelah menyaksikan pertandingan Persija melawan Persib.
Saat berhenti di KM 188, rombongan terlibat bentrok dengan warga sekitar dan saling melempar batu. Bentrok bermula ketika sekelompok orang tak dikenal melempari bus pendukung Persija.
Jakmania pun keluar dari bus dan mengejar pelaku yang masuk ke area pemukiman. Alhasil, warga turut melempari bus dengan batu dan mengenai Harun Al Rasyid Lestaluhu alias Ambon.
Harun meninggal dunia dalam perjalanan ke rumah sakit.
5. Haringga Sirla (2018)
Jakmania Haringga Sirla meninggal dunia akibat dikeroyok oleh pendukung klub sepak bola lain pada 23 September 2018. Ia pergi dari Jakarta ke Bandung seorang diri.
Kemudian ia ke Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) bersama temannya asal Bandung. Saat itu, ia berpapasan dengan gerombolan pendukung klub sepak bola lainnya yang memang tengah mengincar suporter tim lain.
Haringga dikeroyok oleh gerombolan tersebut menggunakan balok, tangan kosong dan benda tumpul lainnya. Ia pun terluka parah hingga meninggal dunia.
6. Joko Riyanto (2014)
Pendukung Pasoepati, Joko Riyanto (35 tahun) meninggal dunia usai menyaksikan laga antara Persis Solo melawan Martapura FC pada 22 Oktober 2014. Ia ditusuk sedalam 8 cm dan mengenai paru-parunya.
Hal itu terjadi saat kericuhan akibat salah satu pendukung klub sepak bola tidak terima keputusan wasit. Saat itu, fasilitas dirusak, ada pembakaran kendaraan hingga pelemparan batu.
7. Muhammad Ikhwanudin (2014)
Pendukung klub PSCS Cilacap Muhammad Ikhwanuddin (19 tahun) meninggal dunia akibat dikeroyok oknum tak dikenal di bus saat perjalanan pulang usai menonton pertandingan di Solo.
Ia mengalami luka di wajah dan mengalami tusukan yang mengenai hulu hati. Gerombolan yang mengeroyok dirinya menggunakan cadar hitam, membawa pentung dan senjata tajam.
Peristiwa itu terjadi di Jalan Solo, dekat Bandar Udara Adi Sucipto.