Iklim adalah Kondisi Cuaca di Atmosfer, Ini Penjelasannya
Perubahan iklim sering dihubungkan dengan aktivitas manusia yang merusak lingkungan. Pengertian iklim adalah rata-rata cuaca di atmosfer dalam waktu tertentu.
Iklim bisa diukur menggunakan variabilitas yang relevan dari variabel tertentu. Contohnya saja temperatur, curah hujan, dan angin. Iklim bisa berubah pada periode waktu tertentu mulai dari bulan, tahun, hingga ratusan tahun.
Iklim bisa terus berubah karena faktor eksternal seperti matahari, erupsi vulkanik, dan aktivitas manusia. Contoh aktivitas manusia yaitu penggunaan lahan dan bahan bakar fosil yang menyumbang efek rumah kaca.
Tetapi efek rumah kaca dapat menjaga suhu bumi tetap stabil. Mengutip dari Menlhk.go.id, konsentrasi gas rumah kaca juga berefek negatif karena meningkatkan lapisan atmosfer. Hal ini membuat panas bumi terperangkap di atmosfer dan terjadi peningkatan suhu bumi.
Pengertian Iklim
Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca dalam jangka waktu lama dan wilayahnya lebih luas. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, iklim adalah suatu kondisi yang dipengaruhi suhu, kelembapan, awan, hujan, dan sinar matahari.
Penentuan iklim berdasarkan wilayah menggunakan hitungan 11 sampai 30 tahun. Selain itu setiap wilayah memiliki iklim yang berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh letak geografis dan topografi wilayah.
Selain itu iklim dipengaruhi oleh posisi sinar matahari. Posisi matahari ini dapat mempengaruhi arus laut dan pergerakan udara antar wilayah. Ilmu yang mempelajari iklim adalah klimatologi.
Perbedaan Cuaca dan Iklim
Meski memiliki kesamaan, ternyata iklim dan cuaca memiliki perbedaan di atmosfer. Berikut perbedaan antara cuaca dan iklim:
1. Waktu
Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca yang relatif lebih lama dan wilayahnya luas. Berdasarkan pengaturan internasional, pengamatan iklim dilakukan minimal 30 tahun. Sedangkan iklim cepat berubah dari menit, jam, sampai ke musim.
2. Unsur pembentuk
Unsur pembentuk cuaca adalah suhu, kelembapan udara, curah hujan, kecerahan sinar matahari, angin, dan tekanan atmosfer. Sedangkan iklim unsur pembentuknya dari pola cuaca rata-rata untuk wilayah tertentu.
Para ilmuwan menggunakan rata-rata curah hujan, suhu, fenomena angin, embun, kabut, badai, hujan es, dan unsur cuaca lainnya. Unsur pembentuk cuaca ini dilihat dalam jangka waktu lama di tempat tertentu. Contohnya saja data pengukur hujan, tingkat danau, waduk, satelit, dan musim di suatu wilayah.
3. Prediksi
Perbedaan selanjutnya adalah prediksi memperkirakan cuaca dan iklim. Cuaca sifatnya cepat berubah dan tidak stabil. Sedangkan iklim sulit berubah dan sifatnya stabil. Prediksi mengenai cuaca mudah dilakukan selama 24 jam.Sedangkan perkiraan iklim dilihat dari berbagai gejala. Berikut cara memprediksi iklim, mengutip dari Gramedia.com:
Kabut gejala
Kabut gejala terjadi karena kondensasi uap air yang dekat dengan permukaan tanah dan air dingin. Ketinggiannya mencapai 500 meter.
Embun Gejala
Terjadi kondensasi uap air di permukaan tanah, rumput, daun di malam hari karena kelembaban udara. Tetapi kondensasi air tidak ada angin yang bertiup.
El Nino
Adanya peningkatan suhu di Samudra Pasifik yang terjadi sekitar Desember.
La Nina
Gejala yang terjadi setelah El Nino melemah sehingga terjadi penurunan suhu di Samudra Pasifik. Waktu terjadinya La Nina sekitar Januari.
Dari penjelasan di atas, bisa dipahami iklim adalah kondisi saat rata-rata cuaca relatif lebih lama. Sedangkan untuk cuaca adalah kondisi suhu udara di permukaan bumi.