Survei LSI Denny JA: Polisi Paling Tak Dipercaya Pemilih Anies
Survei terbaru yang dirilis Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menunjukkan kepercayaan publik pada institusi kepolisian mengalami penurunan. Berdasarkan survei yang digelar pada 11-20 September 2022, kepercayaan publik pada polisi hanya tinggal 59,1 persen. Padahal pada 2019 kepercayaan publik pada polisi berada di angka 72,1 persen.
Direktur LSIGI–LSI Denny JA, Ardian Sopa mengatakan turunnya kepercayaan publik pada polisi tak terlepas dari berlarutnya penanganan kasus yang menyeret mantan perwira tinggi Polri Ferdy Sambo. Apalagi, kasus itu juga melibatkan sejumlah perwira polisi termasuk mantan Karo Paminal Propam Polri Brigjen Hendra Kurniawan.
"Semakin berlarut penyelesaian kasus Sambo akan memunculkan persoalan yang banyak, apalagi masyarakat sudah semakin banyak mendapatkan informasi tetapi tidak ada kejelasan," ujar Ardian saat dihubungi Katadata, Rabu (19/10).
Berdasarkan survei yang dilakukan terhadap 1.200 responden dengan teknik wawancara tatap muka dan kuesioner, kasus Ferdy Sambo telah menjadi pembicaraan sejak bergulir 8 Juli 2022 lalu. Sebanyak 89,4 persen responden mengaku turut mendengar dan memperbincangkan kasus Ferdy Sambo.
Lebih jauh ia mengatakan survei juga menemukan terdapat perbedaan tingkat kepercayaan kepada polisi didasarkan preferensi pilihan calon presiden. Tingkat kepercayaan terhadap polisi pada pemilih calon presiden Anies Baswedan lebih rendah dibanding pemilih calon presiden lainnya.
"Kami melihat bahwa ini tidak lepas dari pemilih Anies yang memang selama ini memiliki pengalaman tidak baik terhadap kasus terdahulu seperti kriminalisasi pada ulama sehingga pemilih Anies lebih kritis dibanding pemilih calon presiden lain," ujar Ardian.
Dalam survei. LSI Denny JA menempatkan lima pilihan calon presiden yaitu Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Puan Maharani, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Berdasarkan survei sebanyak 69,5 persen pemilih Anies yang percaya polisi sebanyak 49,7 persen. Sedangkan yang tidak percaya sebanyak 47,4 persen.
Menurut Ardian dari empat pemilih capres lainnya hanya pemilih Anies yang tidak kepercayaan pada polisi tidak sampai 50 persen. Sedangkan angka 2,9 persen yang menjawab tidak tahu atau tidak jawab setara dengan nilai margin of error survei.
Pada pemilih Puan, sebanyak 69,5 persen yang percaya pada polisi. Sedangkan yang tidak percaya sebanyak 30,5 persen. Untuk pemilih Airlangga sebanyak 60 persen percaya pada polisi sedangkan 40 persen menyatakan tidak atau kurang percaya pada polisi.
Kepercayaan pada polisi dari pemilih Prabowo relatif lebih baik dengan 59,1 persen. Jumlah pemilih yang tidak percaya sebanyak 40 persen. Kepercayaan pada polisi tertinggi berasal dari pemilih Ganjar Pranowo dengan kepercayaan 66,8 persen. Selanjutnya sebanyak 32,7 persen pemilih Ganjar tidak percaya pada polisi.
Menurunnya tingkat kepercayaan publik pada polisi menurut Ardian agak sedikit berbeda dengan kepercayaan kepada Kepala Kepolisian RI Listyo Sigit Purnomo. Berdasarkan survei saat responden ditanya tingkat kepuasan kepada Kapolri hasilnya sebanyak 65 persen puas. Responden menilai Kapolri cukup tegas dalam menyelesaikan kasus-kasus yang ada. Listyo juga dianggap memiliki komitmen untuk lebih terbuka dan transparan.
"Kinerja Kapolri dalam memaksimalkan kinerja cukup dilihat publik seperti dalam memberantas mafia polisi," ujar Ardian.
Menurut Ardian, sejauh ini survei yang dilakukan baru melihat variabel kasus Ferdy Sambo dan belum memasukkan adanya peristiwa tragedi Kanjuruhan yang terjadi di awal Oktober. Ardian mengatakan bila survei dilakukan setelah tragedi Kanjuruhan bukan tidak mungkin tingkat kepercayaan pada polisi akan lebih rendah.