Mengenal 5 Tokoh Sumpah Pemuda yang Terlupakan

Tifani
Oleh Tifani
28 Oktober 2022, 16:19
tokoh sumpah pemuda yang terlupakan
Kemdikbud
Ilustrasi, tokoh-tokoh di Balik Sumpah Pemuda

Setiap tanggal 28 Oktober bangsa Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda. Lahirnya Sumpah Pemuda berawal dari Kongres Pemuda II pada 28 Oktober 1928 yang digagas para pemuda Indonesia.

Kongres yang melahirkan ikrar “Sumpah Pemuda” ini merupakan tonggak sejarah yang penting bagi kelahiran Indonesia. Pada panggung sumpah pemuda, sekitar 700 anak muda dari berbagai suku, agama, ras dan aliran politik berkumpul bersama, meleburkan ide dan cita-cita, dan berikrar: satu nusa, satu bangsa, satu bahasa: Indonesia.

Ikrar yang tercetus pada Kongres Pemuda II ini diharapkan menjadi asas bagi setiap perkumpulan kebangsaan Indonesia, disiarkan dalam berbagai surat kabar, dan dibacakan di muka rapat berbagai perkumpulan.

Tokoh Sumpah Pemuda yang Terlupakan

Peristiwa lahirnya Sumpah Pemuda tidak bisa terlepas dari peranan beberapa tokoh penting yang melahirkan ikrar sumpah pemuda. Sosok para pemuda ini terlibat dalam mencetuskan dan menyusun teks Sumpah Pemuda. Namun, dalam beberapa dokumentasi sejarah terdapat beberapa nama yang jarang disebutkan. Padahal, mereka juga memiliki peran penting di balik peristiwa Sumpah Pemuda.

Berikut tokoh tokoh sumpah pemuda yang terlupakan padahal memiliki peran penting:

1. Poernomowoelan

Poernomowoelan atau Nona Poernomowoelan merupakan seorang guru yang menjadi salah satu perwakilan pemuda Taman Siswa. Ia menjadi pembicara pertama di mimbar Kongres Pemuda II.

Selain itu, Poernomowoelan juga dikenal sebagai tokoh yang aktif di bidang pendidikan. Bahkan, ia berpidato soal mencerdaskan bangsa yang harus disertai dengan pendidikan yang tertib dan disiplin. Poernomowoelan dalam pidatonya menyebutkan, anak harus mendapatkan pendidikan yang baik di sekolah maupun di rumah.

2. Emma Poeradiredja

Tokoh perempuan Emma Poeradiredja mengenyam pendidikan di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO). Selama bersekolah di MULO, Emma aktif sebagai anggota Jong Java dan menjadi anggota Jong Islamieten Bond (JIB) sebagai ketua cabang Bandung pada tahun 1925.

Tahun 1925-1940, giat pula sebagai pemimpin pandu puteri mulai dari Natipij lalu menjadi Pandu Indonesia. Aktifnya Emma dalam berbagai organisasi pemuda ikut membawa serta dalam Kongres Pemuda I (1926) dan saat kongres Pemuda II pada 27-28 Oktober 1928 Emma memberikan tanggapan khususnya mengenai kemajuan wanita dan pendidikan.

3. Siti Soendari

Tokoh selanjutnya Siti Soendari yang merupakan adik bungsu dr. Soetomo. Ia berasal dari kalangan Jawa Elit dan berhasil menempuh pendidikan tinggi dengan gelar Meester in de Ritchen (Sarjana Hukum) di Universitas Leiden di Belanda pada tahun 1934.

Kala itu, tidak mudah bagi perempuan untuk bisa mengenyam pendidikan yang tinggi. Siti menjadi perempuan kedua yang berhasil mendapatkan gelar tersebut. Selain berhasil dalam pendidikan, Siti juga sempat menjabat sebagai direktur bank.

Halaman:
Editor: Agung
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...