LBH Minta Polisi Bebaskan Mahasiswa Bandung yang Ditangkap Demo KUHP
Lembaga Bantuan Hukum Bandung meminta kepolisian segera membebaskan mahasiswa yang ditangkap saat aksi unjuk rasa menolak KUHP yang digelar di depan Gedung DPRD Jawa Barat, Kamis (15/12). Divisi Kampanye LBH Bandung, Heri Pramono mengatakan mahasiswa yang ditangkap berasal dari sejumlah universitas dan perguruan tinggi.
"Sejauh ini para mahasiswa masih ditahan," Kata LBH Bandung, saat dikonfirmasi, Jumat (16/12) siang.
Dari catatan LBH Bandung, sebanyak 6 orang yang ditangkap berasal dari Unikom, 2 orang dari Universitas Pasundan, 6 orang dari Universitas Padjajaran, 5 orang dari UIN, 1 orang dari UPI. Selain itu polisi juga menangkap 1 orang dari UTD, 1 orang dari STT Telkom, 1 orang dari Unla, 1 orang dari Unisba, 2 orang dari Universitas Widyatama, dan 4 orang tanpa kampus.
LBH Bandung menerangkan mulanya sejumlah mahasiswa yang berasal dari 10 universitas di Bandung memulai aksi sejak pukul 14.00 WIB. Massa aksi berkumpul di Monumen Perjuangan, dan mulai bergerak ke depan Gedung DPRD Jawa Barat.
Sesampainya gedung Dewan, massa aksi bergantian berorasi dan menyampaikan tuntutannya. Selain itu, massa aksi juga meminta agar anggota DPRD keluar menemui mereka, dan hasilnya nihil.
"Kekesalan mahasiswa karena tak direspons oleh anggota DPRD semakin memuncak setelah aparat kepolisian yang berada di lokasi aksi justru menertawakan mahasiswa, mengucapkan kata-kata yang meremehkan mahasiswa, dan menganggap aksi yang dilakukan oleh mahasiswa tidak berguna," kata Heri.
Dari keterangan LBH Bandung, kericuhan dimulai ketika aparat kepolisian diduga hendak menyerang massa aksi yang berupaya masuk ke Gedung DPRD.
"Sekitar pukul 17.00, aparat kepolisian menunjukkan gelagat hendak menyerang massa aksi dengan menggunakan water canon dan pada pukul 17.30, polisi menembakkan water canon ke barisan mahasiswa," kata Heri.
Setelah itu, pada saat suasana ricuh, mahasiswa ditangkap oleh aparat kepolisian. Kepolisian juga menahan motor mahasiswa yang terparkir di Gedung DPRD Jawa Barat. Akibatnya, beberapa massa aksi mengalami luka-luka di bagian tubuh, hingga ada yang tak sadarkan diri.