Jokowi Kembali Buka Wacana Reshuffle Kabinet

Ameidyo Daud Nasution
23 Desember 2022, 13:59
jokowi, reshuffle, kabinet
ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/foc.
Presiden Joko Widodo menyampaikan keterangan pers di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (21/12/2022).

Presiden Joko Widodo kembali menyinggung soal wacana reshuffle Kabinet Indonesia Maju. Hal tersebut disampaikan Jokowi menjawab pertanyaan awak media soal hasil survei terkini.

Sebelumnya, survei Charta Politika menyebut 61,8% responden setuju jika Jokowi melakukan reshuffle. Mendengar hal tersebut, Presiden membuka kans perombakan kabinet dilakukan.

"Mungkin (akan reshuffle)," kata Jokowi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (23/12) seperti dalam sirana Youtube Sekretariat Presiden. Meski demikian, Presiden tak memberitahu kapan reshuffle akan dilakukan. 

Ini bukan pertama kalinya Jokowi membuka kemungkinan reshuffle kabinet. Pada Oktober lalu, ia mengutarakan idenya untuk mengganti posisi menteri.

Saat itu Jokowi menjawab pertanyaan para wartawan soal nasib Partai Nasdem di Kabinet Indonesia Maju. Saat itu, muncul desakan dari relawan agar partai besutan Surya Paloh itu ditendang dari kabinet karena mengusung Anies Baswedan.

"Pelaksanaannya nanti diputuskan," kata Jokowi di Stasiun Tegalluar, Bandung, Jawa Barat, Kamis (13/10).

Sebelumnya Forum Diskusi Relawan Jokowi meminta Presiden Joko Widodo untuk mencopot tiga menteri kader Nasdem. Menteri yang dimaksud adalah Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya, dan Menteri Komunikasi dan Informatika Jhonny G. Plate.

Alasannya, Nasdem mengusung Anies yang dianggap tak sesuai visinya dengan Jokowi. "Pada 2017 lalu, dia (Anies) melakukan politik identitas. Implikasinya secara nasional, sehingga polarisasi politik terjadi sampai saat ini," kata Perwakilan Forum Diskusi Relawan Jokowi Andreas R Behiary dalam konferensi pers di N Hotel yang berlokasi di sebelah Istana Merdeka, Jakarta, Senin (10/10).

Meski demikian, Nasdem tak ambil pusing soal desakan tersebut. Sekretaris Jenderal Partai Nasdem Johnny G Plate mengatakan permintaan tersebut merupakan hal yang remeh dan cenderung memantik polarisasi.

"Jangan terpancing dengan yang remeh temeh, yang adu domba. Memang enak untuk ditonton, tapi dampaknya sangat destruktif terhadap kehidupan sosial kemasyarakatan kita," kata Johnny di Kompleks Istana Merdeka, Selasa (11/10).

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...