Puan Ungkap Alasan PDIP Tak Ikut 8 Partai Sikapi Sistem Pemilu
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Puan Maharani mengatakan partainya tak ikut dalam pimpinan partai politik pada Minggu (8/1) lalu bukan karena setuju atau tidak dengan sistem proporsional terbuka yang diusung oleh delapan partai. Menurut Puan, PDIP punya alasan konstitusional di balik keikutsertaan dalam pertemuan.
"Ketidakhadiran PDIP bukan karena kami tidak bersepakat atau sepakat, namun kami mengikuti saja apa yang akan dijalankan oleh MK, sesuai dengan judicial review yang ada," kata Puan, di Hotel Paragon, Jakarta Barat, Senin (9/1).
Menurut Puan, bagi PDIP sebenarnya tidak menjadi soal bila pemilu tetap akan dilaksanakan dengan sistem proporsional terbuka seperti yang sudah dilaksanakan dalam 3 pemilu terakhir. Ia yakin PDIP akan mengikuti sistem pemilu terbuka seperti yang sudah dilakukan sebelumnya.
"Jadi kalau memang kemudian adanya judicial review yang akan kemudian mengusulkan proporsional tertutup, ya silakan saja, bagaimana MK memutuskan. Toh kemarin-kemarin juga proporsional terbuka PDIP juga mengikuti hal tersebut," kata Puan.
Menurut Puan, ketentuan apakah sistem pemilu akan dilakukan secara terbuka atau tertutup merupakan kewenangan Mahkamah Konstitusi. Meski begitu ia menghormati pertemuan delapan pimpinan partai politik yang berlangsung untuk memastikan pemilu terbuka tetap berjalan.
Adapun, pada Minggu (8/1) kemarin, delapan partai politik yang diwakili petingginya mengadakan pertemuan di Jakarta Selatan. Hadir dalam pertemuan itu, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar, Presiden Partai Keadilan Sejahtera Ahmad Syaikhu, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan.
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh tidak hadir dan diwakili oleh Sekjen Johnny G Plate dan Waketum Ahmad Ali. Begitu juga dengan Plt Ketum PPP Muhammad Mardiono tidak hadir diwakili oleh Waketum Amir Uskara. Sementara Ketum Gerindra Prabowo Subianto dan elite Gerindra tidak hadir. Namun, Airlangga mengatakan Partai Gerindra sepakat dengan kesepakatan 7 parpol yang hadir. Delapan partai tersebut telah membuat pernyataan sikap agar pemilu tetap dilaksanakan secara terbuka.