BNPB Siapkan Modifikasi Cuaca Antisipasi Ancaman Karhutla 2023

Rezza Aji Pratama
26 Januari 2023, 10:27
Petugas pemadam kebakaran dan relawan PMI melakukan proses pendinginan lahan gambut yang terbakar di Desa Natai Baru, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Senin (2/1/2023). Berdasarkan data BPBD Kotawaringan Barat kebakaran hutan dan laha
ANTARA FOTO/Ario Tanoto/mz/wsj.
Petugas pemadam kebakaran dan relawan PMI melakukan proses pendinginan lahan gambut yang terbakar di Desa Natai Baru, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Senin (2/1/2023).

Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyebut akan fokus di enam provinsi yakni Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Jambi, Sumatera Selatan dan Riau dalam antisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di 2023.

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan enam provinsi ini merupakan daerah rentan ditemukan titik hotspot

"Tetapi tidak menutup kemungkinan provinsi lain pun apabila nanti ada kebakaran hutan dan lahan nanti kita juga melaksanakan aksi," katanya dalam keterangan resmi, Rabu (25/1).

Suharyanto menyebut pihaknya menyiapkan operasi darat dan udara serta penggunaan teknologi modifikasi cuaca untuk menangani karhutla. 

"Operasi darat, sebelum api membesar sudah dipadamkan," jelas Suharyanto.

Selanjutnya, untuk operasi udara, BNPB telah menempatkan sejumlah helikopter di enam titik provinsi prioritas untuk patroli dan water bombing. Kemudian khusus untuk operasi menggunakan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC), BNPB menggandeng Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Riset Nasional (BRIN) dan TNI AU.

Operasi TMC sebelumnya juga dilakukan untuk menghalau hujan dan mempercepat turunnya hujan di wilayah tertentu untuk mengurangi dampak bencana hidrometeorologi basah. Sedangkan untuk penanganan karhutla, operasi TMC dilakukan untuk menurunkan hujan di wilayah yang terdampak karhutla.

Sementara itu, Menko Polhukam Mahfud MD mengatakan BMKG memprediksi potensi karhutla di 2023 cukup tinggi karena iklim diprediksi akan lebih kering di tahun ini. 

"Dari prediksi BMKG terdapat potensi El Nino setelah 3 tahun terakhir 2020, 2021, 2022 terjadi La Nina. Sehingga diperkirakan akan terjadi peningkatan potensi karhutla seperti yang terjadi di tahun 2019," ujarnya. 

Kepala BMKG Dwikorita menjelaskan berdasarkan perkiraan potensi Karhutla perlu diwaspadai mulai Februari untuk wilayah Riau, sebagian Jambi, dan sebagian Sumatera Utara.

Musim kemarau tersebut diungkapkan sesuai dengan prediksi La Nina makin melemah dan masuk ke netral. Namun kondisi netral ini sangat dekat hampir berimpit dengan kondisi El Nino lemah. 

Ancaman Sanksi Perusahaan Pelanggar

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengungkapkan jumlah hotspot dari tanggal 1-19 Januari 2023 mencapai 31 titik. Angka ini naik 29% dari periode yang sama pada tahun lalu.

"Datanya mengkonfirmasi catatan dari BMKG bahwa di tahun 2023 ini kita akan mengalami anomali iklim, di mana curah hujannya menipis yang bisa jadi lebih panas di Bulan Mei dan Juni nanti," ujarnya.

Menteri Siti menegaskan bahwa operasi pencegahan karhutla sudah dimulai di awal bulan Maret ini.

"Mungkin pada akhir Februari atau awal Maret ini kita akan sudah mulai operasi modifikasi cuaca. Karena Pak Presiden biasanya akan pesan jangan sampai hari lebaran ada asap," ucap Siti.

Siti juga mengingatkan kepada perusahaan swasta agar mengindahkan aturan yang dikeluarkan pemerintah terkait pengelolaan hutan dan lahan. Ia memastikan bahwa apabila terdapat perusahaan yang tidak mematuhi aturan dan terbukti membakar hutan maka akan dikenai sanksi.

"Enggak ada ampun. Begitu ada hotspot, mereka sudah langsung akan kita beri warning. Dan cara-cara law enforcement seperti itu ternyata yang paling baik. Jadi kalau terdeteksi kebakaran di lahan swasta pasti kena," katanya.

Reporter: Rezza Aji Pratama

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...