Gunung Kerinci Erupsi, Maskapai Disarankan Hindari Jalur Penerbangan
Gunung api Kerinci kembali mengalami erupsi pada Sabtu (4/2) pagi dengan durasi kurang lebih 1 jam 40 menit.
Pos Pengamatan Gunung api Kerinci melaporkan erupsi terjadi pada pukul 06.46 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 200 m di atas puncak. Kolom abu teramati berwarna kelabu hingga coklat dengan intensitas tebal condong ke arah timur dan tenggara. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 2 mm.
Pada Jumat (3/2), Pos Pengamatan Gunungapi Kerinci juga melaporkan erupsi terjadi dengan durasi 4 menit. Gunung mengalami erupsi terjadi pukul 02.30 WIB namun tinggi kolom abu tidak teramati.
Pos pengamatan pun merekomendasi agar masyarakat di sekitar gunung dan wisatawan agar menjauhi kawah dalam radius 3 kilometer. Petugas juga menyarankan bagi maskapai agar menghindari jalur penerbangan di sekitar gunung tersebut.
Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Kerinci Seblat wilayah I Nur Hamidi mengatakan jalur pendakian Kerinci sudah ditutup sejak 19 Oktober 2022.
"Kami masih menunggu rekomendasi PGA Kerinci untuk pembukaan jalur," katanya, seperti dilansir dari Antara.
Peningkatannya aktivitas gunung yang berada di kawasan TNKS ini juga menunda rencana survei ulang jalur pendakian yang akan dilakukan oleh Pemkab Solok Selatan.
Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui kanal Magma Indonesia melaporkan, terdapat 253 letusan atau erupsi gunung api di Indonesia sejak 1 Januari hingga 6 Desember 2022.
Tercatat, jumlah letusan gunung api terbanyak terjadi di Gunung Anak Krakatau, Lampung. Totalnya mencapai 88 letusan atau mencapai 34,78% dari total letusan gunung api di tanah air sepanjang tahun ini.
Berikutnya, Gunung Ibu di Maluku Utara tercatat memiliki 81 letusan gunung. Kemudian, Gunung Ili Lewotolok di Nusa Tenggara Timur memiliki 41 letusan gunung sepanjang tahun ini.
Lalu, Gunung Semeru dilaporkan memiliki total 36 letusan gunung. Teranyar, gunung yang terletak di Jawa Timur ini mengalami peningkatan aktivitas erupsi sepanjang hari sejak Minggu (4/12), sehingga membuat gunung tersebut naik status dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas).