Usulan Baru Kemenag: Biaya Haji 2023 Maksimal Rp 49 Juta

Ameidyo Daud Nasution
14 Februari 2023, 20:48
biaya haji 2023, haji, kemenag
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/rwa.
Umat Islam berjalan keluar masjid usai melaksanakan ibadah Shalat Dzuhur di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi, Kamis (27/10/22).

Kementerian Agama dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mulai menemukan kepastian kenaikan biaya haji tahun depan. Dari hasil rapat bersama sepanjang hari ini, biaya maksimal penyelenggaraan haji yang ditanggung jemaah mencapai Rp 49,8 juta.

Angka ini merupakan penurunan dari usulan awal pemerintah yakni Rp 69 juta per jemaah. Meski demikian, angka terbaru tersebut belum sepenuhnya disepakati.

"Itu titik maksimalnya," kata Wakil Ketua Komisi VIII Marwan Dasopang saat konferensi pers di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (14/2) seperti disiarkan dalam Kompas TV.

Dari penjelasan Kemenag, angka tersebut terdiri dari Rp 32,7 juta untuk penerbangan dari embarkasi, Rp 3 juta untuk biaya hidup, serta Rp 14,8 juta biaya untuk Masyair.

Meski demikian, Kemenag dan dewan belum menyepakati angka pasti Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH). Ini lantaran masih ada ruang untuk menurunkan komponen biaya.

"Terutama tiga hal yaitu akomodasi perhotelan, konsumsi, dan masyair," kata Marwan.

Oleh sebab itu Komisi VIII dan Kemenag akan berunding sekali lagi pada Rabu (14/2) untuk mengambil kesimpulan serta menetapkan biaya haji 2023.

Rapat sendiri berlangsung panjang dan alot karena adanya beberapa biaya yang dianggap dewan bisa diturunkan. Beberapa anggota Komisi VIII sempat mempertanyakan soal biaya pelayanan umum di Arab Saudi hingga prosesi penyelenggaraan ibadah sejak di Indonesia.

Meski demikian, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Hilman Latief mengatakan beberapa komponen tak bisa digoyang lagi. Salah satunya soal penerbitan paspor serta lembur petugas untuk mengurus paspor senilai lebih dari Rp 5 miliar.

"Karena mereka 24 jam bekerja dan di weekend juga," kata Hilman saat rapat.

Begitu pula komponen biaya penerbangan tak bisa diturunkan secara signifikan oleh Garuda Indonesia. Direktur Utama Garuda, Irfan Setiaputra menjelaskan hal tersebut karena ada hal yang tak bisa digoyang yakni harga avtur, kurs, serta ongkos sewa pesawat.

"Kami sudah turunkan Rp 212 ribu, itu margin (keuntungannya) 2,5%," kata Irfan di kesempatan yang sama.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...