Jokowi Awasi Proyek Kawasan Industri Kaltara Agar Rampung 2024
Presiden Joko Widodo akan mengawasi perkembangan konstruksi Kawasan Industrial Park Indonesia atau KIPI Bulungan, Kalimantan Utara dengan ketat. Targetnya pabrik yang berdiri di KIPI sudah dapat berproduksi pada awal 2024.
Jokowi mencatat KIPI dirancang untuk menampung setidaknya tiga jenis industri, yakni baterai kendaraan listrik, petrokimia, dan aluminium. Seluruh industri tersebut direncanakan mendapatkan energi hijau dari Pembangkit Listrik Tenaga Air di Sungai Mentarang dan Sungai Kayang, Kalimantan Utara.
"Ini adalah green industrial park yang terbesar di dunia. Kalau ini terealisasi dengan baik, semua industri pasti akan berbondong-bondong ke sini," kata Presiden Jokowi dalam saluran resmi Sekretariat Presiden, Selasa (28/2).
Namun Jokowi mengakui penggunaan energi hijau perlu waktu transisi dari energi konvensional saat ini. Dengan demikian, biaya produksi pabrik-pabrik di KIPI diharapkan dapat tetap kompetitif nantinya saat menggunakan energi hijau.
Presiden berpendapat industri berbasis produk hijau pada akhirnya akan melakukan produksi di KIPI. Oleh karena itu, Kepala Negara berniat mengikuti perkembangan konstruksi KIPI per hari agar tidak meleset dari target 2024.
"Kami harapkan dengan kekuatan kompetitif seperti itu energinya hijau, kemudian produk yang dihasilkan juga produk-produk hijau. Ini yang akan menjadi kekuatan kawasan industri Indonesia di Kalimantan Timur," ujar Presiden Widodo.
Seperti diketahui, Presiden Jokowi meletakkan batu pertama di KIPI pada 21 Desember 2021. Artinya, pemerintah menetapkan waktu pembangunan KIPI hanya sekitar 24 bulan.
Berdasarkan laman resmi Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara, ada empat entitas yang mengelola KIPI, yakni PT Kalimantan Industrial Park Indonesia, PT Kawasan Industri Kawasan Indonesia, PT Industri Strategis Indonesia, dan PT Kayan Patria Propertindo. Rencana nilai investasi secara total sebesar Rp 1.800 triliun.
Sebelumnya, Duta Besar Cina untuk Indonesia, Lu Kang, menyampaikan beberapa perusahaan Cina juga telah mengajukan minat pada Kawasan Industri Hijau Kalimantan Utara (Kaltara) atau Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI).
Lu Kang menyebut para pelaku usaha dari negeri Panda akan berinvestasi pada sejumlah sektor. “Beberapa sudah ada kesepakatan di beberapa sektor besar, bukan hanya di energi,” katanya.
Kawasan Industri Kaltara berlokasi di Kabupaten Bulungan yang akan difokuskan untuk menjadi sentra pengembangkan petrokimia, mobil listrik, baja, dan chip semikonduktor. Kawasan tersebut saat ini akan menggunakan lahan seluas 16.400 hektar dan akan berkembang hingga 30.000 hektar.
Beberapa produk yang akan muncul dari kawasan ini antara lain sodium ion, lithium ion, semikonduktor, petrokimia, aluminium, panel surya, hingga silikon untuk industri.