KA Pangrango Bogor-Sukabumi Kembali Beroperasi Usai Terdampak Longsor
PT Kereta Api Indonesia kembali membuka layanan Kereta Api Pangrango Bogor-Sukabumi pada Kamis (16/3) setelah rampungnya perbaikan jalur usai terdampak longsor. KA Pangrango kembali beroperasi setelah KAI dan Ditjen Kereta Api Kementerian Perhubungan melakukan uji coba beberapa kali guna memastikan keamanan jalur.
"Setelah dilakukan ujicoba dengan menjalankan lokomotif melewati lokasi beberapa kali dilakukan maka sejak Kamis dinihari jalur dinyatakan aman untuk operasional KA," ujar Kahumas PT KAI Daop 1 Jakarta, Eva Chairunisa seperti dikutip dari Antara, Jumat (17/3).
Ia menjelaskan, hanya satu jadwal keberangkatan dari total enam perjalanan per haru yang dibatalkan untuk jalur relasi tersebut pada hari ini. Keberangkatan yang dibatalkan yakni KA 213 relasi Sukabumi-Bogor dengan keberangkatan dari Stasiun Sukabumi pukul 05.30 WIB.
"Untuk calon penumpang pada KA Pangrango yang terdampak pembatalan telah diberikan informasi melalui pesan singkat ke nomor kontak yang telah dicantumkan saat melakukan transaksi tiket," katanya.
Ia menyampaikan, calon penumpang diarahkan untuk melakukan proses pembatalan tiket di Stasiun Bogor Paledang dan Sukabumi dengan penggantian bea tiket 100%. Proses pembatalan juga dapat dilakukan hingga tujuh hari ke depan.
Adapun lima KA Pangrango yang beroperasi melayani penumpang pada Kamis 16 Maret 2023 ini yakni keberangkatan Stasiun Bogor KA 216C dengan jadwal pukul 08.20 WIB, KA 218C pukul 14.20 WIB, dan KA 214C pukul 19.50 WIB. Sedangkan untuk keberangkatan Stasiun Sukabumi, yakni KA 215B pukul 11.25 WIB dan KA 217B pukul 17.25 WIB.
Eva juga menjelaskan, jalur hulu yang terdampak longsor dengan kondisi rel menggantung sepanjang 25 meter saat ini masih dalam proses perbaikan. "Upaya perbaikan jalur rel terdampak longsor dilakukan oleh seluruh tim prasarana Daop 1 Jakarta dengan mengutamakan keselamatan dan keamanan," kata dia.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Risal Wasal menyampaikan bahwa kegiatan uji coba operasional layanan KA Pangrango lintas Bogor-Sukabumi dilakukan pada jalur operasi sementara yang memanfaatkan jalur hilir yang tidak terdampak langsung oleh longsor.
"Kami sudah perkuat dinding tanah di samping jalur dengan batang rel dan baja H-beam untuk menahan tanah rawan akibat longsor, sehingga pagi ini sudah dapat dilalui meski kecepatannya perlu kami batasi,” ujar Risal dalam keterangan tertulisnya, Jumat (17/3).
Risal menuturkan, uji coba operasional jalur KA tersebut dilakukan setelah pergerakan tanah sudah berkurang dan dirasa aman. Pembatasan kecepatan selama uji coba dilakukan supaya tidak memicu pergerakan tanah susulan sehingga proses evakuasi tetap dapat berjalan dengan aman.
"Setelah dilakukan uji coba operasional ini, layanan KA Pangrango lintas Bogor Paledang - Sukabumi sudah dapat dibuka untuk umum," kata Risal.
Proses rehabilitasi jalur KA yang terdampak langsung oleh longsor masih terus dilanjutkan oleh DJKA dengan memotong rel menggantung dan pemasangan pagar pengaman di sekitar lokasi longsoran. Rehabilitasi juga dilakukan dengan memperluas area safety line dan menambah tanda pembatas berupa papan bertuliskan "Area Berbahaya, selain petugas dilarang masuk".
"Sembari mengevakuasi rel yang menggantung, untuk sementara kami tutup area terdampak, terutama rel yang masih menggantung tersebut dengan terpal untuk antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan," ujarnya
Adapun proses evakuasi rel menggantung yang dimaksud adalah, dilakukan dengan melepas bantalan dengan mengupayakan agar bantalan tidak langsung jatuh ke tanah dan memicu longsor susulan. Selanjutnya, batang rel dari arah Stasiun Batutulis dilepas pada sambungan, sementara dari arah Stasiun Bogor Paledang dipotong dengan jarak 10 sampai 12 meter dari area terdampak.
"Setelah bantalan dan rel sudah sepenuhnya lepas, kami tutup tanah bekas longsor dengan terpal, untuk mencegah air hujan memperparah kondisi tanah," kata Risal.
DJKA juga mendatangkan alat berat berupa excavator untuk membuka jalur evakuasi guna memudahkan evakuasi korban dengan dibantu dan diawasi oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah (BNPD) Bogor dan jajaran Tentara Nasional Indonesia (TNI) serta Kepolisian Republik Indonesia (POLRI).
Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), terdapat 564 peristiwa bencana alam di Indonesia sejak 1 Januari hingga 7 Maret 2023. Tanah longsor merupakan bencana yang sering terjadi.