PDIP Klaim Tak Tolak Piala Dunia U20, Tapi Ungkit Standar Ganda FIFA
Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Hasto Kristiyanto menyatakan partainya tidak pernah menolak dan bahkan mendukung pelaksanaan Piala Dunia U20 di Indonesia. Menurut Hasto PDIP hanya mempertanyakan sikap federasi sepak bola dunia atau FIFA yang terkesan menggunakan standar ganda.
Menurut Hasto, pada gelaran Piala Dunia 2022 yang berlangsung di Qatar tahun lalu FIFA menolak keikutsertaan Rusia dalam babak play off. Alasan FIFA saat itu karena adanya serangan yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina. PDIP mempertanyakan FIFA tak memberlakukan hal sama terhadap Israel yang juga kerap melakukan serangan terhadap Negara Palestina.
"PDI Perjuangan mempertanyakan standar ganda yang diberlakukan oleh FIFA menyangkut kepesertaan Israel dalam Piala Dunia U-20," kata Hasto seperti dikutip dari keterangan resmi, Rabu (29/3).
Hasto menegaskan bahwa sejak awal PDIP memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan Piala Dunia U20. Hal itu terbukti melalui dukungan anggaran yang diberikan politikus PDIP di Dewan Perwakilan Rakyat untuk penyelenggaraan Piala Dunia U20.
Kebijakan anggaran yang dimaksud meliputi upaya pembinaan para pemain dari usia dini, pembangunan Infrastruktur, dan membangun kompetisi yang menggembleng klub-klub. Hasto mengatakan sikap PDIP saat ini hanya menolak keikutsertaan Israel dalam gelaran Pilada Dunia U20.
Menurut Hasto, Israel dibawah kepemimpinan Benyamin Netanyahu, terjadi kekerasan secara massif di Tepi Barat. Bahkan rumah sakit pun dibom. PDIP menilai FIFA tak bereaksi terhadap aksi Israel dan tidak menjelaskan sama sekali adanya perbedaan perlakuan terhadap Rusia dan Israel.
“Dan ini tidak terjadi di Israel. Ini kan membangun sentimen terhadap bangsa Palestina,” kata Hasto.
Menurut Hasto, PDIP percaya bahwa Presiden Jokowi akan mampu menyelesaikan permasalahan ini dengan baik. Hasto mendukung upaya lobi yang dilakukan Ketua Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia PSSI dengan FIFA.
Ia menyebut sejumlah langkah bisa diambil untuk memecah kebuntuan dan Indonesia tetap bisa menjadi tuan rumah. Salah satunya adalah dengan usul agar Piala Dunia U20 tetap sesuai jadwal, namun pertandingan tim Israel dilakukan di negara tetangga RI.
Lebih jauh, Hasto mengatakan polemik kepesertaan Israel seharusnya menjadi momentum bagi semua untuk memahami dan mewujudkan, praktik kemanusian adalah yang utama. Hasto meminta FIFA mengoreksi standar ganda yang diberlakukan sembari berharap Piala Dunia U20 tetap dilangsungkan di Indonesia.
Sebelumnya FIFA membatalkan drawing Piala Dunia U20 di Bali pada Sabtu pagi (25/3), meski belum memberikan surat resmi kepada PSSI. Acara drawing ini untuk mengundi grup para peserta Piala Dunia U20.
Pengundian awalnya direncanakan berlangsung di Bali pada 31 Maret. Namun penolakan untuk menerima timnas Israel yang dilontarkan oleh Gubernur Bali I Wayan Koster berujung pada pembatalan. Wayan Koster merupakan gubernur Bali yang berasal dari PDIP.
Adapun Ketua Umum PSSI Erick Thohir telah bertolak menuju Doha, Qatar, Selasa malam (28/3). Dia ditugaskan oleh Presiden Joko Widodo menemui FIFA guna mencari solusi kelanjutan Piala Dunia U20 yang sedianya digelar di Indonesia, 20 Mei hingga 11 Juni 2023.
"Saya sudah mendapat instruksi dan perintah dari Pak Presiden Joko Widodo, untuk segera bertolak dan berdiplomasi mencari solusi sepak bola Indonesia," kata Erick di sela pertandingan FIFA match day Indonesia melawan Burundi di Stadion Patriot Candrabagha, Bekasi, Selasa malam (28/3).