Kronologi Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U20
Indonesia resmi batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U20, yang seharusnya dilaksanakan 20 Mei-11 Juni. Keputusan tersebut ditetapkan federasi sepak bola internasional atau Fédération Internationale de Football Association (FIFA), meskipun Ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Erick Thohir, sudah melakukan lobi, pada Rabu (29/3).
"Menyusul pertemuan antara Presiden FIFA Gianni Infantino dan Presiden PSSI Erick Thohir, FIFA telah memutuskan, karena keadaan saat ini, untuk menghapus Indonesia sebagai tuan rumah FIFA U-20 World Cup 2023," tulis keterangan FIFA dalam situs resminya, dikutip Kamis (30/3).
Batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U20 ini, merupakan imbas dari penolakan dari sejumlah pihak terhadap kedatangan timnas Israel sebagai salah satu peserta. Sebelum mencoret Indonesia, FIFA telah terlebih dahulu membatalkan proses drawing peserta grup, yang mestinya berlangsung di Bali, Jumat (31/3).
Sebelumnya, Indonesia sudah mengucurkan dana yang cukup besar untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U20. Dana tersebut di antaranya untuk merenovasi stadion yang akan menjadi tempat pertandingan. Upaya tersebut, dilakukan sejak Indonesia memenangkan bidding sebagai host 2019 lalu.
Kilas Balik 2019: Indonesia Memenangkan Bidding Tuan Rumah Piala Dunia U20
Indonesia diketahui mengajukan proposal untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 pada 23 Mei 2019 lalu. Indonesia, menurut FIFA, merupakan salah satu dari tiga negara lain, yakni Brasil dan Peru, yang mengajukan permohonan sebagai tuan rumah secara individual.
Selain dengan Brasil dan Peru, Indonesia juga bersaing dengan Myanmar dan Thailand, yang mengajukan diri menjadi tuan rumah bersama. Kemudian, Arab Saudi, Bahrain, dan Uni Emirat Arab (UEA), yang juga mengajukan diri sebagai tuan rumah bersama.
Pada 24 November 2019, dalam FIFA Council Meeting yang berlangsung di Shanghai, Cina, Indonesia ditetapkan memenangkan bidding untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2020. Pada saat itu, Pemerintah Indonesia berkomitmen menyelenggarakan Piala Dunia U-20, bahkan turut menyiapkan 10 stadion.
Selama masa persiapan tersebut, dipilih 6 stadion yang memenuhi kualifikasi, yakni Stadion Jakabaring (Palembang), Stadion Utama Gelora Bung Karno (Jakarta), Stadion Si Jalak Harupat (Bandung), Stadion Manahan (Solo), Stadion Gelora Bung Tomo (Surabaya), dan Stadion Kapten I Wayan Dipta (Gianyar).
Sejatinya, Piala Dunia U20 akan diselenggarakan pada 2021, mengingat kejuaraan ini merupakan ajang dua tahunan. Namun, karena pandemi Covid-19, FIFA memutuskan untuk memundurkan jadwal penyelenggaraan ke 2023.
Ini sekaligus memberi ruang bagi penyelenggaraan kualifikasi dari masing-masing konfederasi sepak bola, yang mewakili tiap benua/region, seperti Konfederasi Sepak Bola Asia (Asian Football Confederation/AFC), Konfederasi Sepak Bola Afrika (Confederation of African Football/CAF), Konfederasi Sepak Bola Negara-negara Amerika Utara-Tengah dan Karibia (Confederation of North, Central America and Caribbean Association Football/Concacaf).
Kemudian, Konfederasi Sepak Bola Amerika Selatan (Confederación Sudamericana de Fútbol/Conmebol), Konfederasi Sepak Bola Oceania (Oceania Football Confederation/OFC), dan Asosiasi Sepak Bola Eropa (Union of European Football Associations/UEFA).
Setiap konfederasi ini memiliki kejuaraan U19 dan U20, di mana negara yang lolos empat besar kompetisi masing-masing konfederasi tersebut, akan otomatis mendapat tiket ke Piala Dunia U20. Karena adanya pandemi Covid-19, masing-masing kejuaraan di tiap konfederasi tersebut akhirnya harus memundurkan jadwal penyelenggaraan ke 2022 dan 2023.
Timnas Indonesia U20 sebenarnya tidak lolos ke Piala Dunia U20, karena dalam perhelatan AFC U-20 Asian Cup 2023, Indonesia menempati urutan ketiga dalam fase grup. Namun, karena akan bertindak sebagai tuan rumah, maka Indonesia mendapat tiket otomatis untuk tampil dalam Piala Dunia U20.
Timnas Israel Tembus Piala Dunia U20: Muncul Suara-suara Penolakan
Pada saat Indonesia ditetapkan memenangkan bidding tuan rumah Piala Dunia U20, peserta kejuaraan belum ditentukan. Sebab, kepastian negara peserta yang akan tampil, baru diumumkan setelah kejuaraan di tiap konfederasi selesai.
Tercatat ada dua konfederasi yang terlebih dahulu menyelesaikan kejuaraan U19, yakni OFC dan UEFA, di mana keduanya merampungkan kualifikasi Piala Dunia U20 tahun lalu. OFC akan diwakili oleh Fiji dan Selandia Baru.
Sementara, UEFA diwakili oleh Inggris, Israel, Prancis, Italia dan Slovakia, setelah menggelar 2022 UEFA European U19 18 Juni-1 Juli 2022. Dalam kejuaraan tersebut, Inggris keluar sebagai juara, dengan Israel sebagai runner-up.
Pasca ditetapkannya Israel sebagai salah satu kontestan Piala Dunia U20, suara-suara penolakan sudah bergema di Indonesia. Namun, belum ada penolakan keras yang berasal dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah (Pemda).
Baru pada Selasa (21/3) muncul penolakan resmi dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali, di mana Gubernur Bali I Wayan Koster mengirimkan surat ke Menteri Pemuda dan Olah Raga (Menpora), untuk menolak Timnas Israel bermain di Bali. Ia beralasan sikap Indonesia tidak sejalan dengan Israel yang menjajah Palestina.
Penolakan kehadiran timnas Israel juga disuarakan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pada 23 Maret. Ia meminta penyelenggara tak mengorbankan komitmen jangka panjang untuk mewujudkan Palestina yang merdeka. Ganjar juga menyinggung komitmen Presiden pertama Indonesia, Soekarno atau Bung Karno terhadap kemerdekaan Palestina. Hal ini kerap disampaikan Bung Karno dalam forum-forum internasional.
Sebelum I Wayan Koster dan Ganjar Pranowo, penolakan keikutsertaan timnas Israel disuarakan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), saat rapat bersama Plt Menpora Muhadjir Effendy dan PSSI. Rapat yang sedianya membahas proses naturalisasi beberapa atlet, digunakan Nasir untuk menyampaikan penolakannya terhadap keikutsertaan timnas Israel. Nasir beralasan Fraksi PKS tidak menerima penjajahan di atas dunia.
Selain PKS, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga secara tegas menyuarakan penolakan terhadap keikutsertaan Israel sebagai kontestan Piala Dunia U20. Ketua MUI Sudarnoto Abdul Hakim menyatakan, hal itu telah disepakati dalam pertemuan antara MUI dengan ormas-ormas Islam di Indonesia.
Batal Drawing Berujung Pencoretan Indonesia sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U20
Akibat suara-suara penolakan terkait keikutsertaan Israel dalam Piala Dunia U20, FIFA kemudian memutuskan untuk membatalkan drawing yang seharusnya diselenggarakan di Bali, pada 31 Maret. Keputusan pembatalan drawing ini, diumumkan FIFA pada Sabtu (25/3).
Menyusul pembatalan drawing tersebut, Plt Menpora Muhadjir Effendy mengatakan, PSSI akan membahas lebih lanjut status Israel dalam Piala Dunia U20 dengan FIFA. Sebelumnya, PSSI dan FIFA pernah bertemu membahas hal tersebut, namun tidak menemui kata sepakat.
Muhadjir mengatakan konstitusi menyatakan kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. Ia menilai kehadiran Israel dalam Piala Dunia FIFA U20 dapat mengancam konstitusi nasional. Ia menjelaskan, negara-negara yang masuk dalam kategori yang disebutkan dalam konstitusi tersebut harus memiliki syarat khusus jika ingin masuk Indonesia.
Oleh karena itu, Indonesia telah mengajukan beberapa syarat kepada FIFA agar dapat tetap menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA U20 tahun ini. Walau demikian, Muhadjir enggan mengumumkan kondisi apa yang diinginkan pemerintah Indonesia untuk menerima tim nasional Israel.
Dalam upaya tetap memuluskan jalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20, Ketua Umum PSSI Erick Thohir berangkat ke Doha untuk melakukan negosiasi dengan FIFA terkait pelaksanaan Piala Dunia FIFA U20. Erick membawa sebuah tim untuk mempersiapkan negosiasi, yang berlangsung pada Rabu (29/3).
Namun, negosiasi tersebut tidak menemui kata sepakat dan berujung pada pencoretan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20. Menurut keterangan FIFA, tuan rumah baru akan diumumkan sesegera mungkin. Sementara tanggal turnamen tetap tidak berubah. Potensi sanksi terhadap PSSI juga dapat diputuskan pada tahap selanjutnya.
Ketua Umum PSSI Erick Thohir menyatakan sudah berjuang maksimal untuk mewujudkan pelaksanaan Piala Dunia U20 di Indonesia saat melakukan pertemuan dengan Presiden FIFA Gianni Infantino di Doha.
Meski demikian, PSSI harus tunduk kepada wewenang dan keputusan FIFA yang mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 tahun ini. Secara struktur, PSSI memang berada di lingkup AFC, yang merupakan konfederasi sepak bola di bawah naungan FIFA.
"Saya sudah berjuang maksimal. Setelah menyampaikan surat dari Presiden Joko Widodo dan berbicara panjang dengan Presiden FIFA Gianni Infantino, kita harus menerima keputusan FIFA yang membatalkan penyelenggaraan kegiatan yang sama-sama kita nantikan itu," kata Erick, dikutip dari Antara.
Tak hanya pencoretan sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 2023, Indonesia juga akan dikenai sanksi dari FIFA. Namun, pemberian sanksi tersebut diputuskan setelah pemilihan tuan rumah Piala Dunia U20 yang baru.