Top News: Sinyal 3 Poros Capres, Kilang Pertamina di Dumai Meledak
Presiden Joko Widodo pun mengingatkan dua kepala daerah tersebut agar tidak mencampuradukkan urusan olahraga dengan politik. Meski demikian, Jokowi tak akan memberikan sanksi kepada rekan separtainya itu.
Sikap ini bertolak belakang dengan sikap 'mesra' di antara Jokowi dan Ganjar, yang terlihat kerap bepergian bersama. Jokowi bahkan sempat panen padi bersama Ganjar dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto di Kebumen, Jawa Tengah beberapa waktu lalu.
Jokowi pun kerap memberikan kode dukungan menjelang Pemilihan Presiden 2024. Salah satunya saat menyinggung calon pemimpin berambut putih yang oleh banyak pihak diartikan mengarah kepada Ganjar.
4. Mulai Senin Besok BEI Cabut Peraturan Terkait Sistem Perdagangan FITS
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan dukungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) meningkatkan pelayanan sekaligus menambah ragam variasi produk yang tersedia di pasar modal Indonesia.
Beberapa pengembangan, khususnya terkait Perdagangan Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS), telah dilakukan. Antara lain mengembangkan Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif (SPPA).
Sekretaris Perusahaan BEI, Yulianto Aji Sadono, mengatakan upaya ini untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas seluruh pelaku pasar surat utang di Indonesia. BEI akan melakukan integrasi perdagangan EBUS pada platform SPPA. Selain itu, BEI juga menghentikan layanan sistem perdagangan Fixed Income Trading System (FITS).
5. Pendapatan Usaha Melonjak, Garuda Indonesia Bukukan Laba Rp 55,9 T
Setelah mencatatkan kerugian selama lima tahun berturut-turut, PT Garuda Indonesia, Tbk. akhirnya membukukan laba bersih pada 2022. Pencapaian ini berhasil diperoleh berkat kenaikan pendapatan, serta restrukturisasi utang emiten penerbangan berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini.
Mengutip laporan keuangan yang telah dipublikasikan, Garuda Indonesia tercatat membukukan laba bersih sebesar US$ 3,73 miliar atau setara dengan Rp 55,9 triliun (asumsi kurs Rp 14.968,65/US$) sepanjang 2022. Tahun sebelumnya, perusahaan membukukan rugi bersih sebesar US$ 4,16 miliar atau sekitar Rp 62 triliun.
Dari segi pendapatan, perusahaan berkode emiten GIAA ini, mencatatkan pendapatan usaha sebesar US$ 2,1 miliar. Jumlah ini naik 57% dari pencapaian tahun sebelumnya, yakni US$ 1,33 miliar
