Terbangkan Jemaah Haji Pertama 24 Mei 2023, Layanan Fokus pada Lansia
Indonesia berencana memberangkatkan Kelompok Terbang (Kloter) pertama jemaah haji tahun 2023/1444 Hijriah ke Arab Saudi pada 24 Mei 2023. Keberangkatan tersebut akan dilakukan melalui 14 embarkasi haji di Indonesia.
"Jumlah jemaah haji setelah pandemi Covid-19 kembali normal dengan kuota 221 ribu orang," kata Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag, Hilman Latief saat Bimbingan Teknis Tugas dan Fungsi bagi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), di Asrama Haji Pondok Gede, Sabtu (8/4).
Dari jumlah tersebut, sebanyak 67 ribu orang atau sekitar 30% tergolong sebagai jemaah lanjut usia. Untuk itu, Kemenag berkomitmen mewujudkan pelayanan haji ramah lansia untuk diberangkatkan ke Tanah Suci.
"Kami harus menyiapkan petugas secara lebih matang dari segi wawasan, keterampilan, tenaga, hingga dedikasi, karena memang tantangan tahun ini cukup besar. Ada konfigurasi jemaah yang jumlah lansianya cukup banyak, hampir 20% hingga 30 %," kata Hilman Latief.
Bahkan, untuk keberangkatan haji tahun ini, Indonesia memiliki calon jemaah haji berusia 105 tahun, sehingga akan diverifikasi dan dilakukan pengecekan kesehatan. Selanjutnya, akan diputuskan apakah jemaah tersebut bisa diberangkatkan ke Tanah Suci tanpa syarat, dengan syarat tertentu, atau justru tidak layak berangkat.
Di samping itu, Ditjen Pelayanan Haji dan Umroh Kemenag mulai menyelenggarakan Bimbingan Teknis Tugas dan Fungsi dan Bimtek terintegrasi PPIH Arab Saudi, yang dilaksanakan pada 7-16 April 2023. Bimbingan dilakukan untuk meningkatkan koordinasi layanan dan bidang pelayanan petugas, serta menyatukan visi misi PPIH Arab Saudi yang diikuti oleh 1.234 petugas haji.
Hilman mengingatkan bahwa keberangkatan petugas haji ke Arab Saudi menggunakan APBN, bukan dana petugas. Untuk itu, petugas diharapkan dapat menjalankan tugas dengan baik, mengingat Indonesia kembali memberangkatkan jemaah dalam kuota normal pasca pandemi . Total ada 221 ribu jemaah, yang terdiri atas 203.320 jemaah haji reguler, dan 17.680 jemaah haji khusus.
Dia juga mengaku senang jumlah petugas perempuan tahun ini bertambah. Pada 2022, petugas haji pembimbing perempuan dirasa masih kurang.
"Tahun lalu, Menag Gus Yaqut Cholil Qoumas sudah mengamanahkan untuk menambah jumlah pembimbing dan konsultan ibadah perempuan, serta petugas perempuan. Alhamdulillah tahun ini meningkat signifikan," kata Hilman.
Ditjen Pelayanan Haji dan Umroh tersebut menjelaskan, 52% jemaah perempuan membutuhkan penanganan khusus.