Tanggal Lebaran Muhammadiyah dengan Pemerintah Berpotensi Beda
Potensi perbedaan tanggal Lebaran muncul meski awalnya tak ada beda dalam penetapan awal puasa. Muhammadiyah telah menetapkan 1 Syawal 1444 H bertepatan dengan Jumat (21/4).
Sedangkan pemerintah dan Nahdlatul Ulama menunggu sidang Isbat pada 29 Ramadan atau Kamis (20/4). Bahkan, potensi perbedaan hari raya ini sempat menjadi sorotan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
"Yang ditempuh adalah adanya toleransi dua kelompok, ya Lebaran sesuai dengan keyakinannya," kata Ma'ruf di Gorontalo pada Jumat (14/4) dikutip dari Antara.
Perbedaan ini muncul karena adanya beda metode penetapan. Pemerintah menggunakan metode imkanur rukyah yang menggabungkan hisab dan rukyah. Sedangkan Muhammadiyah menggunakan wujudul hilal.
"Asal wujud (hilal terlihat), walaupun setengah derajat, masuik," kata Ma'ruf.
Ia mngatakan perbedaan tersebut merupakan hal yang biasa. Ma'ruf menjelaskan meski awalnya sempat diwarnai konflik, namun perbedaan tanggal perayaan tersebut akhirnya bisa disikapi dengan baik.
"Kita rukun-rukun saja sambil mencari metode mempertemukan dua metode," ujarnya.
Meski kemungkinan akan merayakan Lebaran sehari lebih cepat, Muhammadiyah meminta perbedaan tersebut tetap dihormati. :Kita ingin guyub rukun, apalagi ini tahun politik," kata Ketua Pimpinan Muhammadiyah Jawa Timur, Sukadiono pada Kamis (17/4).
Ini bukan pertama kalinya perbedaan muncul dalam penetapan 1 Syawal. Bahkan perbedaan 1 Ramadan juga pernah terjadi tahun lalu.
Saat itu, pemerintah dan NU menetapkan 1 Ramadan jatuh pada 3 April. Sedangkan Muhammadiyah menetapkan pada 2 April. Sebelum 2022, penetapan 1 Ramadan antara pemerintah dan Muhammadiyah selalu sama dalam tujuh tahun terakhir.