Survei: Pemilih yang Tak Puas Kerja Jokowi Pilih Prabowo, Bukan Anies
Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menyatakan pemilih atau responden yang tidak puas atas kinerja Presiden Jokowi cenderung mendukung Prabowo Subianto. Hal ini berbeda dengan pendapat umum yang menyatakan bahwa calon presiden lainnya Anies Baswedan merupakan antitesa Jokowi.
"Pemilih Prabowo masih ditopang oleh basis pemilih 2019 yang cenderung anti-Pemerintahan Jokowi," kata Yunarto dalam rilis survei Charta Politika Indonesia yang dikutip Selasa (16/5).
Hasil survei Charta Politika Indonesia periode 2-7 Mei 2023 menunjukkan kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah pusat di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo mencapai 79,1 persen. Jika dibandingkan survei sebelumnya, persentase kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah pusat tertinggi berada di angka 74 persen pada periode Februari 2023.
Sementara itu, dari keseluruhan pemilih Jokowi - Ma'ruf pada Pemilu 2019 ternyata 61 persen memilih Ganjar Pranowo dan hanya 18 persen menyatakan hanya memilih Prabowo Subianto. Sedangkan yang memilih Anies Baswedan mencapai 14 persen.
Menurut Yunarto hasil survei menunjukkan bahwa para pendukung pemerintahan Jokowi solid mendukung Ganjar Pranowo. Hal ini berbeda dengan yang disimpulkan relawan Jokowi dalam acara puncak Musyawarah Rakyat di Senayan pada Minggu (14/5) lalu. Saat itu relawan Jokowi menyebutkan ada kebingungan di antara pemilih Jokowi - Ma'aruf dalam penentuan capres.
"Ternyata tidak ada kebingungan seperti yang coba ditafsirkan dalam musra kemarin, mayoritas relawan Jokowi mendukung Ganjar Pranowo," ujar Yunarto lagi.
Elektabilitas Ganjar Teratas
Secara keseluruhan, hasil survei Charta Politika Indonesia menunjukkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menempati posisi teratas dalam perolehan elektabilitas capres. Dalam simulasi tiga nama, Ganjar meraih 38,2 persen suara. Selanjutnya, posisi kedua ditempati Prabowo dengan 31,1 persen diikuti mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan 23,6 persen suara.
"Sementara itu, yang menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab 7,1 persen responden," ucap Yunarto.
Lebih lanjut, Yunarto mengungkapkan dalam simulasi tiga nama itu elektabilitas Ganjar sempat mengalami penurunan dari 37,8 persen pada Februari 2023 menjadi 31,4 persen di bulan April 2023. Penurunan suara berkaitan dengan penolakan Ganjar terhadap keikutsertaan Israel dalam Piala Dunia U-20 yang pada awalnya direncanakan digelar di Indonesia. Elektabilitas Ganjar kembali moncer usai deklarasi Batu Tulis, Bogor, Jawa Barat, ketika dia dideklarasikan oleh PDI Perjuangan (PDIP) sebagai capres di Pilpres 2024.
Dalam hasil survei terbaru Charta Politika itu, Ganjar juga menempati posisi teratas dalam perolehan elektabilitas sebagai capres di simulasi sepuluh nama. Ia memperoleh 34,6 persen suara diikuti Prabowo dengan elektabilitas 28,1 persen dan disusul Anies Baswedan dengan 21, 4 persen suara. .
Berikutnya ada Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dengan elektabilitas 4,8 persen, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno 1,5 persen, dan Menteri BUMN Erick Thohir 1,3 persen. Kemudian di posisi ketujuh hingga kesepuluh memperoleh suara di bawah 1 persen yaitu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Airlangga Hartarto, Khofifah Indar Parawansa, dan Puan Maharani.
"Sementara itu, 5,8 persen tidak menjawab atau menyatakan tidak tahu," kata Yunarto.
Survei tersebut dilaksanakan pada 2—7 Mei 2023 melalui wawancara tatap muka terhadap 1.220 responden yang berusia minimal 17 tahun atau sudah memenuhi syarat sebagai pemilih dan tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Penentuan sampel dilakukan metode acak bertingkat dengan toleransi kesalahan (margin of error) survei itu sekitar 2,82 persen.