SMRC: Elektabilitas PDIP Naik Lampaui Pemilu 2019, Efek Usung Ganjar
Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan elektabilitas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada Mei 2023 mengalami kenaikan dibanding saat Pemilu 2019 lalu. Peneliti SMRC menilai kenaikan elektabilitas PDIP sebagai efek mengusung Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden dalam Pemilu 2024.
Berdasarkan hasil survei yang berlangsung 30 April - 7 Mei 2023 tersebut, PDIP mendapat suara tertinggi dari responden sebanyak 28,2%. Perolehan suara PDIP tersebut lebih tinggi dari hasil 2019 lalu yaitu 19,3%.
Posisi kedua ditempati Gerindra dengan elektabilitas 15,3%, dan selanjutnya Golkar (8%). Kemudian diikuti Demokrat (7%), PKB (6,8%), PKS (5,1%), Nasdem (4,5%) dan partai-partai lainnya di bawah 3 persen. Jumlah responden yang belum menjawab sebanyak 15,1 persen.
Direktur Riset SMRC Deni Irvani mengatakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil tersebut dikarenakan memiliki figur bakal capres yang kuat karakternya. Hal serupa berlaku pada partai lainnya, Partai Gerindra.
"Saya kira partai yang dapat dukungan besar, partai yang punya figur yang populer di mata pemilih," kata Deni, dalam paparannya, Selasa (16/5).
Deni mengatakan, perolehan suara PDIP saat ini merupakan capaian tertinggi setelah Pemilu 2019. Elektabilitas PDIP terus menguat dibandingkan survei sebelumnya, yakni mencapai 23,4% pada awal Maret 2023.
Salah satu kemungkinan penyebabnya adalah karena adanya efek pengumuman Ganjar Pranowo sebagai calon presiden oleh PDIP.
Demikian pula torehan suara Partai Gerindra yang mengalami penguatan cukup tajam dalam lima bulan terakhir, dari 8,9% di survei awal Desember 2022 menjadi 15,3%.
Menurutnya, beberapa faktor pendorongnya antara lain karena sosialisasi Gerindra, penguatan dukungan pada Prabowo Subianto, dan kedekatan Prabowo dengan Presiden Jokowi dalam beberapa bulan terakhir.
Survei SMRC melibatkan 1.220 responden berusia 17 tahun atau lebih, menggunakan metode
multistage random sampling. Response rate sebesar 1020 atau 84%, dan kemudian diwawancarai secara tatap muka dan dianalisis. Perkiraan margin of error survei sebesak +/-3,1% pada tingkat kepercayaan 95%.