Jokowi Panen Jagung Di Food Estate Papua, Soroti Masalah Irigasi
Presiden Joko Widodo telah mengunjungi Food Estate Kabupaten Keerom, Papua dalam rangka melihat hasil panen jagung. Jokowi menilai realisasi penanaman tersebut telah cukup bagus.
Jokowi mencatat potensi panen jagung dari Food Estate Keerom mencapai 7 ton per hektar. Angka tersebut lebih tinggi 25% dari rata-rata panen jagung nasional sebesar 5,6 ton per hektar.
"Ini sudah 7 ton per hektar karena saya lihat tanahnya sangat subur, tapi airnya perlu dikelola dengan baik," kata Jokowi dalam saluran resmi Sekretariat Presiden, Kamis (6/7).
Namun Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengakui performa Food Estate Keerom dalam panen jagung kali ini kurang optimal. Salah satu evaluasi yang disoroti Jokowi adalah lebar saluran irigasi yang mencapai 12 meter.
Oleh karena itu, Jokowi telah menginstruksikan agar saluran irigasi tersebut dipersempit menjadi sekitar 5,5 meter. "Panen yang kedua saya akan lihat lagi sampai betul-betul semua jagungnya gede-gede,," katanya.
Menurutnya, lahan yang akan dipakai pada masa tanam selanjutnya mencapai 45 hektar. Mantan Wali Kota Solo ini meminta proses pengembangan Food Estate Keerom tidak terburu-buru.
Berdasarkan data Kementerian PUPR, total lahan yang telah dibersihkan hingga Maret 2023 mencapai 500 hektar. Adapun, total lahan Food Estate Keerom mencapai sekitar 10.000 hektar dengan fokus pangan jagung.
Jokowi sebelumnya menargetkan total lahan Food Estate Keerom yang telah dibersihkan pada 2024 mencapai 2.500 hektar. Adapun, total drainase yang telah dibangun per Maret 2023 mencapai 61 kilometer (Km) dari target 80 Km pada tahun ini.
"Tidak usah langsung tanam terlalu banyak hingga ribuan hektar, perlu tahapan," ujar Jokowi.
Jokowi mengatakan seluruh jagung yang dipanen saat ini telah memiliki pembeli dengan harga mencapai Rp 6.000 per Kg. Namun Kepala Negara tidak memerinci lebih lanjut terkait harga pokok produksi jagung di Food Estate Keerom.
Jokowi juga mengklaim para petani yang menanam jagung di Food Estate Keerom mendapatkan keuntungan yang besar. Menurutnya, realisasi panen jagung kali ini akan memicu ketertarikan petani.
Sedangkan jagung hasil panen Food Estate Keerom akan ditujukan bagi kebutuhan bagian timur Indonesia. Presiden juga menilai tidak perlu adanya payung hukum agar pengoperasian Flumbung pangan ini berlanjut setelah periode kepemimpinannya berakhir.
"Bupati yang akan mengoordinasukan masyarakat yang ada di sini. Dalam jumlah yang banyak," kata Jokowi.