Top Stories: Lo Kheng Hong soal Saham IPO, Progres Pembangunan di IKN
Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah mengantongi 51 emiten yang telah mencatatkan sahamnya sepanjang tahun ini. Jumlah tersebut hampir memenuhi target yang dipasang BEI, sebanyak 57 perusahaan.
Terlepas dari banyaknya perusahaan yang mengajukan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO), ada kebiasaan yang sama dari investor kawakan Warren Buffett dan Lo Kheng Hong terkait IPO. Keduanya bukan investor yang gemar membeli saham IPO. Mereka lebih suka membeli saham yang diperdagangkan di pasar sekunder.
Berita mengenai Warren Buffet dan Lo Kheng Hong yang tidak tertarik dengan saham IPO menjadi artikel yang memiliki minat baca tinggi atau Top Stories pada akhir pekan ini. Selain itu, simak juga kepastian mengenai Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, yang batal menjadi Dirut Pertamina, serta progres pembangunan IKN.
Berikut Top News Katadata.co.id:
1. Ini Alasan Warren Buffet dan Lo Kheng Hong Tidak Tertarik Saham IPO
Pengamat pasar modal yang juga pendiri Avere Mitra Investama, Teguh Hidayat, menilai Warren Buffett dan Lo Kheng Hong adalah sosok investor yang berpegang erat pada value investing.
Di mana keduanya membeli saham yang memenuhi tiga kriteria, yakni kinerja fundamentalnya bagus, prospek ke depannya cerah, dan valuasinya murah.
“Jadi jika ada saham yang hanya memenuhi satu atau dua dari tiga kriteria tersebut, atau lebih buruk lagi tidak memenuhi satupun kriteria di atas, maka tidak akan dibeli,” kata Teguh seperti dikutip dari laman pribadinya, Minggu (30/7).
Saham IPO, menurutnya hampir selalu dijual pada valuasi tinggi atau harga mahal. Hal itu nampak dari price to book value (PBV) yang mencapai 2–3 kali atau lebih tinggi lagi. Sedangkan dalam value investing, kinerja bagus dan prospek cerah saja tidak cukup, melainkan valuasi sahamnya juga harus murah.
Secara terpisah, Lo Kheng Hong sendiri mengaku sudah 30 tahun lebih tak membeli saham IPO. Ia terakhir membeli saham IPO adalah PT Astra International Tbk (ASII). Astra International pertama kali tercatat di Bursa Efek Jakarta pada 4 April 1990. Sedangkan Lo Kheng Hong mulai berinvestasi saham pada 1989.
Ketahui lebih banyak mengenai alasan Warren Buffet dan Lo Kheng Hong.
2. Ahok Urung Jadi Dirut Pertamina, Ini Kiprahnya Selama Jadi Komut
Kabar mengenai Basuki Tjahaja Purnama yang akan digeser menjadi Direktur Utama Pertamina menggantikan Nicke Widyawati urung terjadi. Pemegang saham, tetap menempatkannya sebagai komisaris utama.
Padahal, sebelumnya santer dikabarkan Ahok berpotensi menggantikan Nicke. Menteri BUMN Erick Thohir, pernah menyebut potensi perombakan di perusahaan minyak pelat merah bisa saja terjadi.
Namun, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Pertamina telah memutuskan masuknya nama Rosan P. Roeslani ditetapkan menjadi wakil komisaris utama, mendampingi Ahok. Rosan menggantikan posisi yang sebelumnya ditempati Pahala Mansury yang ditugaskan menjadi Wakil Menteri Luar Negeri RI.
Hal ini termaktub dalam Salinan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pertamina Nomor SK-211/MBU/07/2023 tanggal 25 Juli 2023 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota Dewan Komisaris Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pertamina.
Simak prestasi Ahok di Pertamina
3. Ditopang VKTR, Pendapatan BNBR Capai Rp 1,96 Triliun di Semester I
PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) membukukan pendapatan senilai Rp 1,96 triliun sampai dengan semester pertama 2023 atau naik 52,01% dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya.
Perolehan kenaikan pendapatan bersih ini ditopang unit bisnis BNBR, antara lain PT Bakrie Metal Industries (BMI) Group sebesar Rp 1,12 triliun, PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR) Group sebesar Rp 642,19 miliar, PT Bakrie Indo Infrastructure (BIIN) Group sebesar Rp 202,86 miliar dan PT Bangun Bantala Indonesia (BBI) sebesar Rp1,35 miliar.
BNBR juga mencatatkan laba usaha sebesar Rp 133,41 miliar. Nilai tersebut tumbuh sebesar Rp105,76 miliar atau 383,03% secara tahunan dari laba usaha di periode sama di tahun sebelumnya sebesar Rp27,6 miliar.
Direktur Utama dan CEO BNBR, Anindya N. Bakrie perolehan kinerja di semester I sebagai hasil dari efisiensi yang telah dilakukan serta pengembangan usaha baru BNBR.
Simak laporan lengkap mengenai pendapatan BNBR.
4. Hampir Setahun Berjalan, Melihat Lebih Dekat Denyut Pembangunan di IKN
Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara sudah berlangsung sejak tahun lalu. Pemerintah memproyeksikan bisa rampung mengerjakan kantor presiden dan Istana Negara pada Juli 2024 mendatang. Presiden Joko Widodo sebelumnya juga menargetkan bakal menghelat upacara peringatan HUT RI 18 Agustus 2024 di IKN.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menargetkan semua kantor Kementerian Koordinator 1, 2, 3, dan 4 selesai pada Juli 2024. Jumlah tower yang dibangun untuk empat kantor Kementerian Koordinator berjumlah 16 tower, dengan masing-masing kantor akan memiliki 4 tower.
Rencananya, setiap kantor Kemenko akan diisi dengan kementerian yang dibawahi seperti Kemenko Marves, Kementerian Ekonomi, Polhukam, Kementerian PMK.
Mengusung tema smart forest city, sebesar 75% dari IKN Nusantara akan dikelilingi oleh berbagai macam pepohonan. Sedangkan 25% lainnya akan dipenuhi oleh bangunan-bangunan lainnya.
Ketahui lebih banyak mengenai proses pembangunan di IKN.
5. ASEAN BAC Prioritaskan Isu Ketahanan Kesehatan, Ajak Kemitraan Swasta
Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC), Arsjad Rasjid, kembali menyatakan komitmennya untuk meningkatkan Ketahanan Kesehatan di seluruh wilayah ASEAN. Untuk itu, dibutuhkan kemitraan publik dan swasta yang lebih besar di sektor kesehatan wilayah ASEAN.
Arsjad mengatakan, ASEAN BAC diharapkan dapat membantu mengatasi tantangan kesehatan yang signifikan. ASEAN-BAC berusaha untuk mempromosikan lingkungan bisnis yang berkembang dan kuat yang melindungi kesehatan dan kesejahteraan warga.
Pada sisi regional, Arsjad mengatakan, Indonesia juga telah mengesahkan UU Omnibus Reformasi Kesehatan. Dengan UU ini, Indonesia siap terbuka terhadap investasi dalam penelitian dan pengembangan, pengembangan pasar baru dan manufaktur, serta meningkatkan pelayanan di sektor kesehatan.
Shuhaela Haqim, Policy Manager untuk ASEAN-BAC Health Working Group, mengatakan bahwa kunci untuk mencapai ketahanan kesehatan terletak pada kolaborasi regional yang lebih kuat, sistem kesehatan yang lebih kokoh, dan lebih banyak investasi dalam riset dan inovasi (R&D).
Simak penjelasan lengkap mengenai prioritas ASEAN BAC.