Survei LSI Ungkap 4 Sebab Elektabilitas Prabowo Kian Tinggalkan Ganjar
Temuan survei terbaru yang dirilis Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menunjukkan melebarnya jarak elektabilitas Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden 2024. Pada survei yang dirilis Senin (31/7) ditemukan jarak elektabilitas sekitar 10,4% di antara keduanya. Prabowo memperoleh 52% sedangkan Ganjar 41,6%.
Direktur CPI - LSI Denny JA Hanggoro Doso Pamungkas memaparkan temuan survei mengalami sedikit pergeseran dibanding survei sebelumnya. Pada Juni 2023, Prabowo mendapatkan 50,4%, Ganjar 43,2%. Kemudian, Mei 2023 Prabowo 44,5%, Ganjar 38,1%.
Hasil berbeda terlihat dari temuan Januari 2023 saat Ganjar unggul dengan memperoleh 43,1% dan Prabowo mendapat 38,5%. Hanggoro menyebut terdapat empat blunder Ganjar dan Megawati yang berakibat pada melebarnya suara dengan Prabowo.
"Setidaknya LSI melakukan penelitian kualitatif dan kami mendapati adanya dua poin yang mempengaruhi pergeseran tren elektabilitas,” ujar Hanggoro dalam paparannya, Senin (31/7).
Poin pertama adalah adanya empat blunder Ganjar dan Megawati. Sedangkan poin kedua dipengaruhi oleh gerakan cantik yang dilakukan Prabowo sebagai pesaing terdekat Ganjar.
Blunder yang disebabkan faktor Ganjar dan Megawati menurut Hanggoro misalnya berkaitan dengan pernyataan tentang video porno yang pernah disampaikan Ganjar. Isu tersebut menurut dia tak disukai responden yakni sebanyak 86,1%. Terlebih, respons Ganjar mengenai hal tersebut yang semakin menjadikan responden menjauh.
Blunder kedua menurut Hanggoro berasal dari Megawati. Sebagai Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Megawati pernah menyebut calon presiden sebagai petugas partai. Hanggoro mengatakan, berdasarkan temuan LSI, 69,9% responden tak setuju dengan ucapan Mega.
Ketiga, polemik batalnya Piala Dunia U-20 menjadi salah satu blunder yang dibuat Ganjar. Masih pada survei yang sama, ketika responden ditanya siapa yang paling disalahkan atas batalnya gelaran tersebut, sebanyak 16,6% menjawab Ganjar Pranowo.
Selanjutnya, upaya Ganjar yang menelepon Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi yang dinilai 74,7% responden tak pantas lantaran statusnya yang masih menjabat Gubernur Jawa Tengah. Ganjar menelepon Heru berkaitan dengan persoalan di DKI Jakarta dan dinilai tidak berkaitan dengan tugasnya sebagai Gubernur Jawa Tengah.
Di sisi lain, Hanggoro menyebut ada dua langkah Prabowo yang memperluas jarak elektabilitas dengan Ganjar. Pertama, disebabkan sosialisasi untuk mengangkat kesejahteraan rakyat yang disampaikan Prabowo.
Pada poin kedua, sebanyak 83,5% responden menyukai 5 program ekonomi rakyat yang disampaikan Prabowo yakni terjangkau hingga gratis untuk pendidikan, biaya kesehatan, perumahan, sembako, dan biaya pinjaman dana usaha.
Survei tersebut dilakukan dengan metode multi-stage random sampling. Survei melibatkan 1200 responden yang diwawancarai secara tatap muka dengan menggunakan kuesioner. Adapun margin of error survei kurang lebih 2.9%.