Ancam Tinggalkan Koalisi, PKB Ungkit Sebab Prabowo Kalah Pilpres 2019
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa Syaiful Huda mewanti-wanti Partai Gerindra agar tak memandang sebelah mata keberadaan partainya di Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya. Syaiful menjelaskan PKB bisa menjadi kunci kemenangan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto di pilpres 2024 mendatang.
"Prabowo kalah dua kali Pilpres karena tidak mendapatkan insentif elektoral di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Dan kalau PKB gabung pasti melengkapi," kata Syaiful dalam talkshow bertajuk 'PKB Mendengar' di DPP PKB, Jakarta Pusat, Selasa (1/8).
Huda menjelaskan kelebihan PKB menjadi mitra koalisi Gerindra karena basis pemilihnya yang banyak di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Selain itu ia sesumbar PKB juga modal lain yang bernilai penting untuk Prabowo.
Syaiful menyebut, PKB dan Gerindra memiliki keunggulan karena sama-sama lolos parlementary threshold dan menjadi partai parlemen. Selain itu PKB dan Gerindra juga merupakan partai dengan pemimpin yang ia sebut matahari tunggal.
Posisi partai yang memiliki garis komando jelas dengan Muhaimin menurut Syaiful membuat suara PKB menjadi lebih bulat dan kompak. Hal itu akan memudahkan dalam konsolidasi di internal partai untuk pemenangan pileg dan pilpres.
Hingga kini hubungan PKB dan Gerindra di Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya sudah berjalan 11 bulan. Namun, koalisi yang sudah diumumkan sejak Agustus 2022 itu tak kunjung berakhir dengan deklarasi capres dan cawapres.
Meski telah sama-sama sepakat mengusung Prabowo, namun deklarasi masih terhambat belum adanya sosok cawapres yang dipilih Prabowo. Sesuai kesepakatan koalisi, penentuan pasangan cawapres dipilih Prabowo dengan persetujuan dari PKB.
Di sisi lain, Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid menyatakan partainya akan meninggalkan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya bila tak kunjung mendapat kejelasan mengenai manuver politik jelang Pilpres 2024. Hal itu disampaikan Jazilul di tengah tawaran kerjasama yang diajukan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
"Ada di YouTube-YouTube itu loh, 'lu 11 aku 12, lu enggak jelas gue lepas," kata Jazilul diiringi tawa.
Jazilul menjelaskan ketidakjelasan dalam penentuan cawapres oleh Prabowo merugikan koalisi. Meski begitu ia memastikan PKB akan tetap setia dengan kesepakatan bila Gerindra pun demikian.
"Sudah 11 bulan kok belum, yang jelas PKB masuk kategori partai yang setia, kalau—kalau tapi ya—yang di sana juga setia," katanya.
Menurutnya, salah satu alasan mengapa penentuan terkesan alot lantaran kedua partai tersebut baru pertama kali menjalin kerja sama dalam kontestasi Pilpres.Ia beralasan, hal itu menjadi salah satu faktor yang menjadikan alotnya penentuan di antara kedua partai politik yang tergabung dalam KKIR.
Menurutnya, salah satu alasan mengapa penentuan terkesan alot lantaran kedua partai tersebut baru pertama kali menjalin kerja sama dalam kontestasi Pilpres. Ia beralasan, kerjasama yang baru membuat masih banyak hal yang perlu dikomunikasikan antar kedua partai.