Jokowi Sebut Tantangan Baru Dunia: Masyarakat Semakin Tidak Religius
Presiden Joko Widodo menyebut dunia tengah menghadapi berbagai tantangan. Salah satunya adalah masyarakat global yang saat ini semakin tidak religius.
Jokowi menyampaikan hal tersebut pada Pembukaan ASEAN Intercultural and Interreligion Conference 2023. Ia merujuk survei yang dilakukan Ipsos mengenai agama.
Ipsos melakukan survei terkait agama pada 19.731 orang di 26 negara pada tahun ini. Hasilnya, angka responden yang mengaku tak mempercayai tuhan dan agama cukup besar.
"29% menyatakan agnostik dan ateis," kata Jokowi seperti disiarkan dalam Youtube Sekretariat Presiden, Senin (7/8).
Di sisi lain, konflik pada tahun ini terus meningkat. Dari Global Peace Indeks 2023 yang diterbitkan Ipsos, ada 91 negara yang terlibat konflik. Angka tersebut lebih tinggi 56,89% dari realisasi 2008 sejumlah 58 negara.
"Angka kematian akibat konflik global pun meningkat menjadi 238.000 jiwa," kata Jokowi.
Jokowi juga mengatakan menyampaikan kerugian ekonomi akibat konflik global 2023 telah mencapai US$ 17,5 triliun. Angka tersebut setara dengan 13% dari GDP global.
Presiden menyebut kehadiran agama penting sebagai katalisator perdamaian. Oleh karena itu, Jokowi berharap ASEAN dapat katalisator perdamaian dunia lewat semangat keagamaan dan keberagaman. Pasalnya, ASEAN telah membuktikan negara anggotanya berhasil mempertahankan tradisi toleransi yang kuat, khususnya Indonesia.
Jokowi mengutip temuan Pew Research yang intinya menyatakan masyarakat Indonesia paling percaya tuhan. Pew Research menemukan 96% responden di dalam negeri meyakini moral yang baik ditentukan oleh kepercayaan kepada Tuhan.
"Angkanya tertinggi di dunia. Saya yakin masyarakat ASEAN justru memiliki semangat keagamaan yang semakin meningkat," ujarnya.
Jokowi menekankan Indonesia mampu menjaga tradisi toleransi di tengah keberagaman budaya dan agama. Dengan demikian, Jokowi meyakini ASEAN dapat menjadi pusat keharmonisan yang menjaga stabilitas kawasan dan perdamaian dunia.