Capres Ekuador Tewas Ditembak Saat Berkampanye
Kandidat presiden Ekuador, Fernando Villavicencio ditembak mati dalam kampanye yang digelar di Quito, Rabu (9/8). Kematian capres yang dikenal anti kartel dan korupsi tersebut terjadi di tengah gelombang kekerasan geng di Ekuador.
Pembunuhan Villavicencio terjadi kurang dari dua pekan sebelum pemilihan presiden Ekuador pada 20 Agustus mendatang. Presiden Ekuador, Guillermo Lasso berjanji akan mengejar dalang kejahatan ini.
"Kejahatan terorganisir sudah terlalu jauh, tetapi mereka akan merasakan hukum sepenuhnya." kata Lasso di Quito, Rabu (9/8) dikutip dari Associated Press.
Satu pelaku penembakan tewas dalam tahanan akibat luka saat tembak menembak dengan polisi. Secara total, polisi Ekuador menahan enam tersangka terkait kematian Villavicencio.
Sebelum penembakan, Villavicencio mengaku mendapatkan banyak ancaman pembunuhan, termasuk dari Kartel Sinaloa Meksiko. Ia mengatakan kampanyenya adalah ancaman bagi kelompok-kelompok tersebut.
"Saya menunjukkan wajah saya, saya tidak takut pada mereka," katanya dalam sebuah pernyataan belum lama ini.
Salah satu pendukung, Ida Paez mengatakan Villavicencio memberinya harapan negara bisa mengatasi kekerasan geng. Ini karena Ekuador beberapa waktu belakangan harus mengatasi kejahatan sindikat narkoba.
Pada 26 Juli lalu, Wali Kota Manta tewas ditembak dan mengaibatkan Pemerintah Ekuador mengumumkan keadaan darurat.
Villavicencio adalah salah satu dari delapan kandidat, meski bukan yang terdepan. Politisi berusia 59 tahun itu adalah kandidat dari Gerakan Membangun Ekuador.