Kualitas Udara Jakarta Pagi Ini Tidak Sehat, Terburuk ke-6 di Dunia
Kualitas udara di Jakarta pada Senin (21/8) pagi, berada di peringkat keenam terburuk di dunia. Peringkat ini berdasarkan data situs pemantau kualitas udara, IQAir. Indeks kualitas udara ibu kota pagi ini mencapai 160 atau kategori "merah”, artinya, kualitas udara tidak sehat.
Angka tersebut menunjukkan kualitas udara yang kembali memburuk setelah sempat membaik pada Jumat (18/8) dengan indeks kualitas udara 117. Meski begitu, kualitas udara ibu kota hari ini lebih baik dibandingkan dengan lima hari lalu, pada Rabu (16/8), di mana indeks kualitas udara mencapai 163, terburuk nomor satu di dunia.
IQAir juga menunjukkan konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat ini 15,6 kali di atas nilai panduan kualitas udara tahunan WHO. PM2.5 atau particulate matter 2.5 adalah partikel udara yang berdiameter lebih kecil dari atau sama dengan 2,5 µm (mikrometer).
Partikel ini memiliki risiko kesehatan yang paling besar di antara pengukuran polusi udara lainnya. PM2.5 dapat bersumber dari asap kendaraan bermotor, hasil pembakaran pembangkit listrik, proses industri, asap pembakaran, asap rokok.
PM2.5 juga dapat terbentuk dari reaksi kimia polutan di udara/atmosfer, di antaranya sulfur dioksida, nitrogen oksida, ammonia, black carbon, debu mineral, yang bereaksi dengan air dan materi organik lainnya.
Sedangkan cuaca di Jakarta pada Senin pagi ini berkabut dengan suhu 24 derajat celsius, kelembapan 89%, kemudian gerak angin 3,7 kilometer per hour, dan tekanan sebesar 1010 milibar.
Adapun 10 besar kota dengan kualitas udara terburuk di dunia pagi ini yaitu:
- Seattle, Amerika Serikat dengan indeks kualitas udara 184;
- Portland, Amerika Serikat (168);
- Johannesburg, Afrika Selatan (165);
- Lahore, Pakistan (165);
- Doha, Qatar (164);
- Jakarta, Indonesia (160);
- Kuwait City, Kuwait (156);
- Dubai, Uni Emirat Arab (144);
- Riyadh, Arab Saudi (120); dan
- Wuhan, Cina (108).
Sementara berdasarkan kualitas udara di kota lain di Indonesia, Jakarta menempati peringkat kelima kota. Terentang, Kalimantan Barat memiliki kualitas udara terburuk dengan indeks 195, yang artinya kualitas udara nyaris mendekati status "sangat tidak sehat".
Berikut daftar 10 kota dengan kualitas udara terburuk di Indonesia:
- Terentang, Kalimantan Barat dengan indeks kualitas udara 195;
- Tangerang Selatan, Banten (180);
- Kota Surabaya, Jawa Timur (176);
- Mempawah, Kalimantan Barat (163);
- DKI Jakarta (160);
- Kota Pontianak, Kalimantan Barat (160);
- Kabupaten Serang, Provinsi Banten (160);
- Sleman, Yogyakarta (127);
- Kota Bandung, Jawa Barat (126); dan
- Kota Semarang, Jawa Tengah (123).
Dengan status kualitas udara yang tidak sehat di ibu kota, masyarakat dianjurkan untuk menggunakan masker wajah saat beraktivitas di luar ruangan, menutup jendela ruangan untuk menghindari masuknya udara luar yang kotor, menyalakan penjernih udara, atau menghindari aktivitas di luar ruangan.