Myanmar Absen Ikuti KTT, Jokowi Sebut ASEAN Masih Bersatu

Patricia Yashinta Desy Abigail
5 September 2023, 12:21
Presiden RI Joko Widodo didampingi Mensesneg Pratikno, Menko Polhukam Mahfud MD dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menko PMK Muhadjir Effendi mengikuti Plenary Session KTT ke-43 ASEAN di Jakarta Convention Center, Jakarta, Selasa (5/9/2023).
ANTARA FOTO/MEDIA CENTER KTT ASEAN 2023/M Agung Rajasa/pras.
Presiden RI Joko Widodo didampingi Mensesneg Pratikno, Menko Polhukam Mahfud MD dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menko PMK Muhadjir Effendi mengikuti Plenary Session KTT ke-43 ASEAN di Jakarta Convention Center, Jakarta, Selasa (5/9/2023).

Presiden RI Jokowi menegaskan bahwa kesatuan dan sentralitas Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) masih terjaga. Presiden mengangkat isu ini di tengah ketidakhadiran perwakilan Myanmar dalam KTT ASEAN ke-43 di Jakarta.

“Sebagai anggota keluarga dan sebagai ketua ASEAN, saya ingin tegaskan bahwa kesatuan ASEAN sampai saat ini masih terpelihara dengan baik,” kata Presiden Jokowi dalam pembukaan KTT ke-43 ASEAN di Jakarta, Selasa (5/9).

Persatuan ASEAN, kata Jokowi, bukan berarti tidak ada perbedaan pendapat di antara negara anggotanya.

Sebagai negara yang memiliki beragam suku, budaya, bahasa, dan agama, Indonesia menilai kesatuan sebagai sebuah harmoni dalam perbedaan—termasuk di dalamnya perbedaan pendapat.

“Karena perbedaan pendapat justru menyuburkan demokrasi, justru menunjukkan bahwa kita sebagai keluarga memiliki kedudukan yang setara,” kata Presiden Jokowi.

Kesetaraan dianggap Jokowi sudah menjadi “barang langka” di dunia, mengingat banyaknya ketidakadilan dan konflik yang terjadi akibat tidak adanya kesetaraan.

“Tetapi di ASEAN berbeda. Kesetaraan justru menjadi value utama yang kita hormati dan junjung bersama dalam bingkai persatuan dan kebersamaan sehingga kapal besar ASEAN dapat terus melaju,” kata dia.

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko pun mengatakan ketidakhadiran Myanmar tidak akan mengganggu agenda KTT ASEAN.

"KTT akan berjalan. Seperti disampaikan oleh Pak Presiden Jokowi bahwa bukan berarti perbedaan itu bagian dari perpecahan," kata Moeldoko kepada wartawan di Media Centre Jakarta Convention Centre, Jakarta Pusat.

Moeldoko menyatakan Presiden berpesan bahwa perbedaan yang terjadi sebagai hal yang wajar dalam sebuah area demokrasi. Meskipun terdapat perbedaan, diharapkan ASEAN tetap bertumbuh.

Masalah konflik di Myanmar merupakan salah satu persoalan yang disinggung dalam pertemuan para menteri luar negeri ASEAN pada Senin (4/9). Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan, Indonesia akan memastikan ASEAN bersatu untuk menangani masalah Myanmar.

“ASEAN hanya bisa maju dengan kekuatan penuh jika kita bisa memastikan solusi damai dan langgeng di Myanmar,” kata Retno ketika membuka Pertemuan para Menlu ASEAN (AMM) di Sekretariat ASEAN.

Ia mengatakan, para menlu akan meninjau secara komprehensif atas Konsensus Lima Poin (5PC) dan menyiapkan rekomendasi untuk dipertimbangkan oleh semua pemimpin ASEAN.

Lima poin konsensus yakni pengiriman bantuan kemanusiaan, penghentian aksi kekerasan, penyelenggaraan dialog inklusif, pembentukan utusan khusus, dan kunjungan utusan khusus ke Myanmar.

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail
Editor: Yuliawati

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...