Jokowi Sebut Efektivitas PBB dan ASEAN Tergerus Masalah Geopolitik
Presiden Joko Widodo meminta ASEAN maupun Perserikatan Bangsa-Bangsa berkontribusi langsung kepada masyarakat. Oleh karena itu, Kepala Negara mengusulkan aksi bersama yang terkoordinasi dengan baik antara ASEAN dan PBB.
Jokowi mengakui efektivitas ASEAN maupun PBB saat ini rendah karena akibat masalah geopolitik. Adapun, masalah geopolitik yang dimaksud adalah konflik di Myanmar, perang Rusia-Ukraina serta meningkatnya tensi Amerika Serikat dan Cina.
"Akhirnya semangat kerja sama pudar dan semangat multilateralisme digantikan dengan rule by the strong," kata Jokowi di Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN-PBB ke-13, Kamis (7/9).
Jokowi menilai ASEAN dan PBB masih dapat memilih untuk terus konsisten menyatakan penghormatan pada hukum internasional. Menurutnya, hal tersebut penting lantaran menjadi landasan interaksi antar bangsa dan kolaborasi yang inklusif.
Di sisi lain, Jokowi mengatakan negara berkembang punya hak untuk menjadi negara maju dan sejahtera. Oleh karena itu, Presiden mendorong tata kelola global harus tetap disuarakan.
Sekretaris Jenderal PBB António Guterres mengaku telah mengusulkan langkah-langkah konkret yang bisa diambil negara berkembang saat ini. Adapun, langkah konkret yang dimaksud bertujuan untuk mewujudkan negara berkembang yang berkelanjutan.
Maka dari itu, Guterres menyatakan hasil langkah tersebut tidak dapat terjadi dalam semalam. Walau demikian,PBB akan memberikan dukungan senilai US$ 500 miliar atau setara Rp 7.667 triliun per tahun.
"Dana itu ditanamkan untuk kepentingan negara-negara berkembang agar mereka dapat mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDG," ujar Guterres.
Guterres menargetkan agar negara-negara berkembang telah mencapai nol emisi karbon pada 2050. Adapun, negara maju ditargetkan mencapai hal yang sama pada 2040.
Untuk kelima kalinya, Indonesia didapuk menjadi Keketuaan ASEAN. Situasi dunia tahun ini yang belum kondusif tentu menjadi tantangan tersendiri dalam mengemban amanah tersebut. Persaingan kekuatan besar dunia yang meruncing mesti dikelola dengan baik agar konflik terbuka dan perang baru tidak muncul, terutama di Asia Tenggara.
Keketuaan Indonesia juga diharapkan menjadi pintu bagi ASEAN untuk berperan aktif dalam perdamaian dan kemakmuran di kawasan melalui masyarakat ekonomi ASEAN. Untuk itu, Indonesia hendak memperkuat pemulihan ekonomi dan menjadikan Asia Tenggara sebagai mesin pertumbuhan dunia yang berkelanjutan.
Simak selengkapnya di https://katadata.co.id/asean-summit-2023 untuk mengetahui setiap perkembangan dan berbagai infomasi lebih lengkap mengenai KTT Asean 2023.
#KatadataAseanSummit2023 #KalauBicaraPakaiData