Rekayasa Lalin, WFH saat KTT ASEAN, Kualitas Udara Jakarta Tetap Buruk
Jakarta baru saja selesai menggelar ajang internasional KTT ASEAN ke-43 selama tiga hari mulai 5 September hingga 7 September 2023. Selama gelaran pertemuan tinggi ASEAN itu polisi melakukan rekayasa lalu lintas demi kelancaran acara tersebut.
Bahkan pekerja swasta dianjurkan untuk bekerja dari rumah (work from home/WFH) untuk mengurangi kepadatan arus lalu lintas seiring adanya sejumlah ruas jalan yang ditutup.
Meski dengan adanya sejumlah pekerja swasta yang bekerja dari rumah, sebagian sekolah menerapkan pembelajaran dari rumah, dan rekayasa lalu lintas di sekitar lokasi acara, kualitas udara terpantau tidak mengalami perbaikan.
Hanya pada hari pertama KTT ASEAN kualitas udara Jakarta sedikit membaik dengan nilai indeks 138, menurut data dari situs pemantau kualitas udara IQAir. Nilai indeks kualitas udara 138 masuk pada kategori “oranye” yang artinya tidak sehat bagi kelompok sensitif.
Namun pada Rabu (6/9) kualitas udara ibu kota kembali memburuk dengan indeks kualitas udara 151 dan 155 pada Kamis (7/9). Sementara hari ini, indeks mencapai 168, dengan konsentrasi polutan particulate matter (PM)2.5 mencapai 89 mikrogram per meter kubik (µg/m³). Konsentrasi PM2.5 tersebut 17,8 kali lebih tinggi dari panduan kualitas udara tahunan WHO.
Laman resmi Sistem Informasi Lingkungan dan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, menyebutkan di antara lima wilayah, Lubang Buaya Jakarta Timur memiliki angka PM2,5 sebesar 121 atau berada di antara patokan 101-199.
Angka itu memiliki penjelasan tingkat kualitas udaranya tidak sehat karena dapat merugikan pada manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.
Sedangkan kategori baik yakni tingkat kualitas udara yang tidak memberikan efek bagi kesehatan manusia atau hewan dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan ataupun nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 0-50.
Kemudian, kategori sedang yakni kualitas udaranya yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 51-100.
Lalu, kategori sangat tidak sehat dengan rentang PM2,5 sebesar 200-299 atau kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang terpapar. Terakhir, berbahaya (300-500) atau secara umum kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan yang serius pada populasi.
Selain Jakarta Timur, ISPU di wilayah kota Jakarta lainnya terpantau sedang, yakni Bunderan HI Jakarta Pusat (95), Kelapa Gading Jakarta Utara (96), Jagakarsa Jakarta Selatan (93) dan Kebon Jeruk Jakarta Barat (90).
Data IQAir juga menunjukkan kualitas udara Jakarta hingga pukul 07.00 WIB hari ini menjadi yang terburuk ke-3 di antara kota-kota besar dunia. Meskipun di Indonesia sendiri, kota Depok memiliki kualitas udara terburuk dengan indeks kualitas udara 173, disusul Tangerang selatan 172.
Untuk kelima kalinya, Indonesia didapuk menjadi Keketuaan ASEAN. Situasi dunia tahun ini yang belum kondusif tentu menjadi tantangan tersendiri dalam mengemban amanah tersebut. Persaingan kekuatan besar dunia yang meruncing mesti dikelola dengan baik agar konflik terbuka dan perang baru tidak muncul, terutama di Asia Tenggara.
Keketuaan Indonesia juga diharapkan menjadi pintu bagi ASEAN untuk berperan aktif dalam perdamaian dan kemakmuran di kawasan melalui masyarakat ekonomi ASEAN. Untuk itu, Indonesia hendak memperkuat pemulihan ekonomi dan menjadikan Asia Tenggara sebagai mesin pertumbuhan dunia yang berkelanjutan.
Simak selengkapnya di https://katadata.co.id/asean-summit-2023 untuk mengetahui setiap perkembangan dan berbagai infomasi lebih lengkap mengenai KTT Asean 2023.
#KatadataAseanSummit2023 #KalauBicaraPakaiData