KAI Perlu Dana Rp 8,7 Triliun Untuk Tambah 27 Rangkaian KRL Baru

Andi M. Arief
19 September 2023, 20:03
PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengajukan penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 5,19 triliun pada 2024-2026 untuk penambahan rangkaian KRL baru.
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/nym.
PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengajukan penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 5,19 triliun pada 2024-2026 untuk penambahan rangkaian KRL baru.

PT Kereta Api Indonesia (KAI) menargetkan untuk mendatangkan 27 rangkaian kereta rel listrik (KRL) baru dari dalam dan luar negeri hingga 2027. Secara rinci, 24 rangkaian KRL akan diproduksi dari dalam negeri sedangkan tiga rangkaian akan diimpor.

Plt Direktur Utama KAI John Robertho mengatakan perusahaan membutuhkan anggaran belanja modal Rp 8,7 triliun untuk mendatangkan seluruh rangkaian KRL baru tersebut. Namun, perseroan hanya mampu menyediakan sekitar Rp 200 miliar sedangkan kebutuhan dana sebesar Rp 3,5 triliun akan berasal dari pinjaman dari perbankan.

"Kami membutuhkan tambahan modal dari pemerintah senilai Rp 5,19 triliun atau 60% dari total belanja modal tersebut," kata John dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR, di Jakarta, Selasa (19/9).

John menjelaskan tambahan modal dari pemerintah yang dimaksud adalah Penyertaan Modal Negara (PMN). Menurutnya, PMN tersebut akan dibagi dalam tiga tahun, yakni periode 2024-2026.

KAI mengusulkan nilai PMN pada 2024 senilai Rp 2 triliun, sementara pada 2025 dan 2025 masing-masing sejumlah Rp 1,5 triliun. Dengan demikian, total rangkaian KRL operasional yang dimiliki KAI pada 2027 akan mencapai 127 unit sedangkan KRL yang dalam perawatan mencapai 10 unit.

Pada 2024, John berencana mendatangkan tiga rangkaian KRL baru dari Jepang senilai Rp 678 miliar. Sementara itu, 24 kereta baru lainnya berasal dari PT Industri Kereta Api (INKA), yang didatangkan pada 2025-2027.

Satu rangkaian KRL baru tersebut terdiri atas 12 gerbong. Untuk mendatangkan 24 rangkaian KRL buatan INKA, KAI membutuhkan belanja modal Rp 5,74 triliun.

Terakhir, John menyebut perusahaan akan melakukan retrofit terhadap 19 rangkaian KRL yang operasional saat ini. Retrofit tersebut akan dilakukan oleh INKA pada 2023-2026 dengan nilai Rp 2,23 triliun.

Retrofit atau penambahan fitur teknologi baru pada rangkaian kereta lama sangat penting agar KAI mampu melayani peningkatan jumlah penumpang KRL. John memprediksi total penumpang KRL pada 2027 akan mencapai 410 juta orang. Pada tahun yang sama, rata-rata okupansi pada jam puncak dapat mencapai 159% dengan rata-rata okupansi sebesar 85%.

Selain itu, John mengatakan penambahan rangkaian tersebut dibutuhkan untuk memenuhi rasio rangkaian yang ada dalam perawatan dan dalam cadangan. John mencontohkan tahun ini jumlah rangkaian yang ada dalam perawatan mencapai 15 unit dengan total rangkaian KRL yang dicadangkan sejumlah tiga unit.

Akan tetapi, saat ini total rangkaian KRL yang dalam perawatan baru tiga unit dan tidak ada KRL yang dicadangkan. "Ini masih kurang karena kami butuh 15% dari armada untuk dalam masa perawatan," ujarnya.

Reporter: Andi M. Arief
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...