Penanganan Polusi Udara Dinilai Acap Salah Kaprah, Abai Soal Kesehatan
Penanganan polusi udara selama ini dinilai sering salah kaprah. Dampak negatif polusi udara seringkali dilihat dari sisi lingkungan dibanding persoalan kesehatan. Padahal menurut o-Founder Bicara Udara, Novita Natalia mengatakan polusi udara lebih mengancam kesehatan manusia dibanding isu lingkungan.
Menurut Novita sejak beberapa pekan terakhir, kualitas udara Jakarta menurut World Air Quality Index (AQI) dari situs AirVisual masuk jajaran kualitas udara terburuk di dunia. Situasi itu antara lain disebabkan faktor transportasi, industri, pembakaran sampah. Namun, kata Novita, dampak polusi bukan hanya terhadap lingkungan, melainkan mengancam kesehatan manusia
Menurut Novita sepanjang 2018—2022 anggaran BPJS kesehatan Indonesia dominan untuk membiayai lima penyakit, salah satunya Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Novita menjelaskan berdasarkan penelitian sebanyak 15–35% dari total kasus ISPA disebabkan polusi udara. Tak hanya itu, ia menyebut biaya yang dibebankan negara mencapai Rp 15 triliun untuk menangani ISPA.
“Jumlah ISPA di jabodetabek meningkat seiring polusi memburuk,” ucap Novita dalam acara Katadata Sustainability Action for The Future Economy (SAFE) 2023 di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta, Selasa (26/9).
Novita menyayangkan, pemerintah kini memiliki berbagai program, tetapi tak ada sosialisasi. Padahal menurut dia masalah utama polusi udara adalah kurangnya pemahaman, bukan hanya di kalangan masyarakat, melainkan pada pemerintah itu sendiri. Karena itu ia menyarankan Kementerian Kesehatan untuk bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mencari solusi mengatasi polusi udara.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Co-Founder Nafas Indonesia, Piotr Jakubowski. Ia menilai perdebatan penyebab polusi udara lebih sering membandingkan tingkat penyumbang emisi terbanyak, yaitu dari sektor PLTU batu bara, industri, dan transportasi.
Padahal, lanjut Piotr, pendekatan isu kesehatan dapat menjawab penyebab dan langkah penanganan terhadap masyarakat yang terdampak polusi udara. Piotr menilai melalui berbagai pendekatan pemerintah dapat lebih awas menangani masyarakat terdampak polusi udara melalui penyediaan tenaga medis hingga fasilitas kesehatan yang lebih lengkap dan mumpuni.
“Masalah polusi udara bisa disikapi sebagai isu kesehatan, bukan lingkungan,” tutur Piotr pada kesempatan yang sama.
Piotr mengatakan melalui pendekatan kesehatan penanganan polusi udara menjadi lebih fokus pada sisi pemenuhan kebutuhan masyarakat. Ia mencontohkan pentingnya akses terhadap data kualitas udara sebab dapat membantu masyarakat untuk mengontrol dan mitigasi paparan terhadap PM2.5 sekaligus membekali diri untuk upaya pencegahan.
SAFE Forum 2023 akan menghadirkan lebih dari 40 pembicara yang akan mengisi 15 lebih sesi dengan berbagai macam topik. Mengangkat tema "Let's Take Action", #KatadataSAFE2023 menjadi platform untuk memfasilitasi tindakan kolaboratif dari berbagai pemangku kepentingan yang disatukan oleh misi menjadikan Indonesia sebagai negara yang lebih hijau. Informasi selengkapnya di sini.