Kemenkes Ungkap Potensi Layanan Berbasis Genetika untuk Pasien BPJS

Andi M. Arief
29 September 2023, 21:49
Kemenkes
ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah/aww.
Warga melakukan pendaftaran pemeriksaan kesehatan menggunakan sidik jari (fingerprint) di Rumah Sakit Harapan Sehat, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Rabu (16/8/2023).

Kementerian Kesehatan atau Kemenkes mewacanakan layanan diagnosis menggunakan rangkaian genetik pada masa depan. Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes Rizka Andalucia mengatakan pemerintah menargetkan layanan tersebut dapat digunakan semua pasien BPJS Kesehatan.

Menurut Rizka saat ini teknologi rangkaian genomik masih mahal. Meski begitu ia menilai biaya rangkaian genomik saat ini sudah jauh lebih rendah. 

Penggunaan teknologi rangkaian genomik memungkinkan pengobatan disesuaikan dengan karakteristik obat setiap orang. Dengan begitu obat yang dikonsumsi pasien memiliki daya sembuh lebih tinggi dengan efek samping rendah.

"Dulu, untuk mendapatkan rangkaian genomik utuh satu pasien butuh biaya US$ 30 miliar atau sekitar Rp 464,61 triliun. Sekarang bisanya hanya butuh sekitar US$ 100 lebih sedikit," kata Rizka di The Westin Hotel, Jumat (29/9).

Rizka menjelaskan penurunan biaya jasa yang ekstrem tersebut disebabkan oleh perkembangan teknologi. Menurutnya, teknologi rangkaian genomik dapat menjadi salah satu alternatif jasa diagnosis bagi anggota BPJS Kesehatan.

Di samping itu, ia mengatakan teknologi tersebut dapat digunakan dalam mempersonalisasi obat untuk pasien BPJS Kesehatan. "Namun saat ini teknologi itu belum bisa dinikmati anggota BPJS Kesehatan. Nanti kami usahakan," ujar Rizka.

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...