Jadi Mentan Lagi, Amran Optimistis Mampu Hadapi Dampak El Nino
Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman telah kembali dilantik sebagai Menteri Pertanian. Usai dilantik, ia optimistis Indonesia mampu bertahan melewati siklus cuaca kering El Nino yang berdampak pada ketahanan pangan.
Amran menceritakan kinerja dirinya saat menjabat sebagai Menteri Pertanian Kabinet Indonesia Maju Jilid 1 periode 2014-2019. Ia mengklaim mampu menekan dampak El Nino dalam waktu enam bulan.
"Pengalaman 2015 lalu, ada El Nino juga, tapi pemerintah mampu lewati dengan baik," kata Amran kepada wartawan di Istana Merdeka Jakarta usai dilantik menjadi Menteri Pertanian pada Rabu (25/10).
Mengutip laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dampak musim kemarau di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara pada 2015 lalu memicu defisit air sekitar 20 miliar meter kubik. El Nino juga menyulut kekeringan di 16 provinsi, meliputi 102 kabupaten/kota dan 721 kecamatan di Indonesia hingga akhir Juli 2015.
BNPB juga mencatat ada 111 ribu hektar lahan pertanian mengalami kekeringan akibat dampak fenomena iklim global tersebut. Fenomena El Nino pada 2015 lalu mengharuskan pemerintah untuk menyiapkan cadangan beras sebanyak 350 ribu ton melalui Bulog agar reli inflasi tetap terjaga.
Lebih lanjut, Amran menyakini fenomena El Nino tahun ini dapat lebih terkendali. Ini karena hujan yang mulai turun di wilayah DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat pada Selasa, 24 Oktober malam.
"Insyaallah El Nino yang ada sekarang sudah selesai, karena tadi malam hujan menanti pelantikan menteri pertanian," ujar Amran.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi dampak El Nino di Indonesia terasa kuat pada musim kemarau yaitu pada Juli sampai Oktober. Berdasarkan prediksi curah hujan bulanan BMKG, beberapa wilayah mengalami curah hujan bulanan dengan kategori rendah yakni 0 - 100 mm per bulan.
Wilayah-wilayah itu meliputi Sumatera bagian tengah hingga selatan, pulau Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara, Kalimantan bagian selatan, sebagian besar Sulawesi, sebagian Maluku Utara, sebagian Maluku dan Papua bagian selatan.