Djarot Saiful Mengaku Gagal Soal Kaderisasi Usai Gibran Pilih Prabowo
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Bidang Ideologi dan Kaderisasi, Djarot Saiful Hidayat mengungkapkan kekecewaannya pada Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka yang maju sebagai calon wakil presiden Koalisi Indonesia Maju. Ia menyebut, manuver Gibran tersebut sebagai suatu pembangkangan.
Di sisi lain Djarot merasa telah gagal dalam menjalankan tugas. Ia merasa tugasnya sebagai ketua bidang ideologi dan kaderisasi partai banteng gagal karena pilihan Gibran membangkang dari putusan partai.
"Saya gagal. Di beberapa hal saya gagal. Termasuk misalnya pembangkangan Mas Gibran, misalnya," kata Djarot saat berdialog dengan relawan Ganjar Center di kawasan Jakarta Pusat, Senin (30/10).
Pada kesempatan itu, Djarot mengungkapkan seharusnya tugasnya sebagai Kabid ideologi dan kaderisasi yakni menyiapkan kader melalui sekolah partai. Karena itu ia merasa belum bisa mentransfer semua nilai di sekolah partai kepada seluruh kader termasuk Gibran.
Djarot pun mengatakan, kekecewaan pada Gibram lantaran putra Presiden Joko Widodo itu tidak punya kesabaran dalam proses yang dijajakinya. Ia seseorang harus melewati proses untuk bisa serius di politik.
"Politik tidak bisa cengengesan, betul-betul punya visi, jangan sampai anak muda itu menerabas. Terus terang, saya kecewa sama Mas Gibran bukan apa-apa, dia anak muda, dia anak muda, tapi dia tidak punya kesabaran," kata Djarot.
Ia lantas membandingkan dengan rekam jejak Jokowi yang berproses dari Wali Kota, Gubernur, hingga akhirnya menjadi Presiden dua periode. Adapun Gibran Gibran maju sebagai calon wakil presiden yang diusung Koalisi Indonesia Maju.
Sikap Gibran berbeda dengan keputusan partai yang telah mencalonkan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD untuk ikut pilpres. Gibran dipasangkan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Selain berhadapan dengan Ganjar, Prabowo Gibran akan berhadapan dengan Anies - Muhaimin di pilpres.