Jaga Harga Daging dan Telur, 20 Ribu Ton Jagung Impor Tiba di Surabaya
Jagung impor sebanyak 20 ribu ton tiba di Pelabuhan Teluk Lamong, Surabaya. Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan, jagung tersebut akan didistribusikan pada peternak ayam pedaging dan ayam petelur.
Arief mencatat, impor jagung sebanyak 20 ribu ton ini merupakan bagian dari rencana impor sebanyak 171 ribu ton jagung hingga akhir 2023. Seluruh jagung impor tersebut merupakan program pembangunan cadangan jagung pemerintah.
"Impor harus dilakukan secara cepat karena ini sangat dinanti untuk memastikan pasokan jagung pakan terpenuhi bagi para sedulur peternak kita ” kata Arief dalam keterangan resmi, Rabu (15/11).
Arief menyebutkan, pembentukan cadangan jagung pemerintah sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo pada 9 Oktober 2023. Inti arahan tersebut adalah mengimpor jagung sejumlah 250.000 ton ke dalam negeri. Mayoritas atau 141.000 ton jagung impor akan masuk melalui Tanjung Perak secara bertahap pada pada 15 November 2023, 8 Desember 2023, 20 Desember 2023, dan 25 Desember 2023.
Sementara itu, sebanyak 20.000 ton akan masuk ke Pelabuhan Cigading pada 3 Desember 2023 dan 10.000 ton masuk melalui Pelabuhan Panjang pada 28 Desember 2023.
Arief menyampaikan, distribusi jagung impor akan dilakukan berdasarkan daftar peternak yang disiapkan Kementerian Pertanian. Daftar tersebut telah memuat nama dan alamat setiap peternak ayam yang akan menyerap jagung impor tersebut.
Ia mengatakan, impor jagung dilakukan secara bertahap mengingat harga jagung lokal dan pasokan jagung di dalam negeri. Arief berharap jagung impor tersebut dapat berdampak positif pada harga daging ayam dan telur ayam di tingkat konsumen.
Ketua Koperasi Peternak Unggas Sejahtera Blitar Karman mengapresiasi importasi jagung tersebut. Sebab, jagung merupakan komponen terbesar dalam struktur biaya produksi daging maupun telur ayam.
"Sejak lama kami inginkan jagung ini, dengan harga 5 ribu per kg. Sebab, jagung pakan berkontribusi 50 hingga 55 persen pada komponen biaya produksi. Maka kalau jagung mahal kami teriak duluan." kata Karman.