Top News: Halodoc PHK Karyawan, Induk Shopee Rugi Rp 2 Triliun
Startup platform kesehatan Halodoc melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) untuk beradaptasi dengan perubahan besar dalam situasi makroekonomi, politik dan geopolitik dunia.
Kebijakan tersebut menjadi jawaban Halodoc untuk menghadapi iklim industri saat ini, serta menyiapkan organisasi yang dapat merespons perubahan pada masa mendatang.
Keputusan Halodoc untuk memangkas jumlah karyawan menjadi salah satu artikel terpopuler dan menjadi bagian dari Top News Katadata.co.id. Selain PHK Halodoc, simak juga bagaimana TikTok Shop berencana kembali hadir di Indonesia, serta kerugian dari induk Shopee.
Berikut Top News Katadata.co.id:
1. Startup Halodoc PHK Karyawan Imbas Kondisi Ekonomi dan Politik
Startup kesehatan atau healthtech Halodoc melakukan pemutusan hubungan kerja alias PHK. Hal ini karena kondisi makroekonomi, politik dan geopolitik.
“Menghadapi iklim industri saat ini, kami perlu menyiapkan organisasi yang tanggap dengan perubahan masa depan,” kata VP Government Relations and Corporate Affairs Halodoc Adeline Hindarto dalam keterangan pers, Selasa (14/11).
“Oleh karena itu, Halodocharus melakukan rightsizing,” Adeline menambahkan. Namun ia tidak memerinci jumlah karyawan yang di-PHK.
Adeline mengatakan adanya perubahan besar dalam situasi makroekonomi, politik dan geopolitik secara global maupun domestik saat ini, mengharuskan seluruh pelaku bisnis untuk terus beradaptasi.
2. Menteri Teten: TikTok Akan Hadir Lagi di Indonesia
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengungkapkan bahwa TikTok Shop berencana kembali hadir di Indonesia. Caranya, menggaet e-commerce yang sudah ada seperti Tokopedia, Blibli, dan Bukalapak.
"Beberapa perusahaan e-commerce di Indonesia telah berbicara dengan TikTok," kata Teten dalam wawancara, dikutip dari Reuters, Senin (13/11).
Ia mengetahui hal ini dari para eksekutif perusahaan yang telah melakukan pertemuan dengan TikTok.
Teten menyampaikan, TikTok telah berdiskusi dengan lima perusahaan e-commerce termasuk Tokopedia, Bukalapak.com, dan Blibli. Namun ketiga e-commerce itu tidak mengonfirmasi kabar diskusi dengan TikTok Shop.
3. BEI Diskusikan Rencana Kembali Buka Kode Broker Saham
Bursa Efek Indonesia (BEI) sedang mendiskusikan rencana membuka kembali kode broker selama jam perdagangan. Namun, otoritas bursa tidak menyebut kapan akan direalisasikan sebab masih dalam tahap dengar pendapat anggota bursa.
"Kami sedang minta pendapat anggota bursa melalui survei," kata Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy kepada Katadata.co.id, Rabu (15/11).
Sebelumnya isu dibukanya kode broker selama jam perdagangan ini berhembus di kalangan pelaku pasar. Namun, rencana ini belum ada keputusan dari otoritas bursa.
BEI sebelumnya menghilangkan informasi kode broker dan tipe investor pada tampilan running trade secara real time. Informasi tersebut hanya tersedia pada akhir sesi perdagangan setiap harinya.
4. TikTok Shop Ditutup, Transaksi Shopee Melonjak Jadi Rp 311 Triliun
Shopee mencatatkan kenaikan nilai transaksi bruto atau GMV menjadi US$ 20,1 miliar atau sekitar Rp 311 triliun selama kuartal III atau Juli - September. Data ini belum menghitung dampak TikTok Shop yang tutup pada 4 Oktober.
Induk Shopee yakni Sea Group berencana mendorong transaksi Shopee. Perusahaan Singapura ini pun merugi US$ 144 juta atau sekitar Rp 2,2 triliun setelah untung tiga kuartal berturut-turut.
CEO Sea Group Forrest Li menyampaikan bahwa perusahaan ingin menggenjot pertumbuhan bisnis Shopee. Ini untuk memaksimalkan profitabilitas jangka panjang.
5. Induk Shopee Rugi Rp 2 T Setelah Untung Tiga Kuartal Berturut-turut
Induk Shopee yakni Sea Grup mencatatkan rugi US$ 144 juta atau sekitar Rp 2,2 triliun. Padahal sebelumnya perusahaan Singapura ini untung tiga kuartal berturut-turut.
CEO Sea Group Forrest Li menyampaikan bahwa perusahaan ingin menggenjot pertumbuhan bisnis e-commerce yaitu Shopee. Ini untuk memaksimalkan profitabilitas jangka panjang.
“Itu supaya bisa menghasilkan pengembalian investasi terbesar bagi para pemegang saham dalam jangka panjang,” kata Forrest Li dalam keterangan pers, Selasa malam (14/11). “Untuk memaksimalkan profitabilitas jangka panjang, memerlukan skala dan kepemimpinan pasar yang kuat.”
Untuk mencapai tujuan jangka panjang itu, induk Shopee mempertimbangkan tiga faktor operasional utama yakni pertumbuhan, profitabilitas saat ini, dan peningkatan pangsa pasar
“Pada periode ini, kami akan memprioritaskan investasi dalam bisnis untuk meningkatkan pangsa pasar dan memperkuat kepemimpinan pasar lebih lanjut,” ujar Forrest Li.