Kronologi Bentrok 2 Massa di Bitung Sulut, Warga Diminta Hindari Hoaks
Bentrokan antara massa aksi bela Palestina dengan massa dari salah satu organisasi kemasyarakatan (ormas) di Kota Bitung, Sulawesi Utara pecah pada Sabtu (25/11) sore. Insiden yang terpicu saling lempar berujung bentrok yang menyebabkan dua orang terluka dan dilarikan ke rumah sakit. Satu dari dua korban dilaporkan meninggal dunia.
Wali Kota Bitung Maurits Mantiri mengatakan hingga hari ini, Minggu (26/11) kondisi di Kota Bitung sudah kondusif. Ia mengatakan pemerintah bersama semua pemangku kepentingan seperti tokoh agama, tokoh masyarakat dan unsur TNI dan Polri langsung turun di lapangan pada saat kejadian.
Ia meminta masyarakat tidak mudah terprovokasi agar bentrok tersebut meluas. Ia meminta masyarakat tidak menyebarkan foto dan video yang bisa memancing kemarahan dan menyulut keadaan menjadi konflik.
"Mari menjaga kedamaian dan keamanan, karena daerah ini terkenal dengan masyarakat yang sangat toleransi, jangan mudah terprovokasi oleh oknum-oknum yang menginginkan perpecahan di kota ini," kata Maurits Mantiri, di Bitung, Minggu (26/11).
Wali Kota mengajak bersama-sama menjaga lingkungan, saling menegur sapa, saling mendamaikan agar tidak terprovokasi yang menyebabkan terjadinya perpecahan. Ia meminta masyarakat segera malapor ke aparat pemerintah atau petugas TNI dan Polri atau menghubungi call center 112 bila melihat ada hal yang mencurigakan.
"Mari menjaga kedamaian dan keamanan, karena daerah ini terkenal dengan masyarakat yang sangat toleransi, jangan mudah terprovokasi oleh oknum-oknum yang menginginkan perpecahan di kota ini," kata Wali Kota Bitung Maurits Mantiri, di Bitung, Minggu.
Kronologi Bentrok antar Massa Bela Palestina dan Ormas di Bitung
Sebelumnya, berdasarkan keterangan resmi dari Badan Kesbang Polda Provinsi Sulawesi Utara kejadian bermula ada dari adanya dua kegiatan berbeda yang berlangsung di hari yang sama. Kegiatan itu adalah parade budaya HUT ke-12 Masyarakat Adat Makatana Minahasa dan kegiatan doa dan shalat ghoib untuk kemerdekaan Palestina di Kota Bitung.
Kericuhan pecah pada pukul sore hari dan berlangsung hingga 19.55 WITA. Pada mulanya sekira pukul 16.16 WITA, massa masyarakat adat Makatana Minahasa terkonsentrasi di taman kesatuan bangsa Bitung berusaha memasuki pusat kota. Mereka bergerak menuju posisi kegiatan Barisan Solidaritas Muslim (BSM) namun dihalangi dan disekat oleh Kepolisian.
Selanjutnya pada pukul 16.54 WITA, di lokasi konsentrasi massa masyarakat adat Makatana Minahasa dan Pasukan Manguni Makasiou adanya oknum yang berteriak takbir sehingga menyulut kemarahan massa ormas. Mereka kemudian mengejar orang tak dikenal yang diduga memprovokasi hingga masuk ke arah pusat kota.
Dalam perjalanan massa ormas berpapasan dengan ambulance yang memuat atribut kegiatan bendera tauhid sehingga menjadi sasaran kemarahan ormas. Mereka merusak ambulance, membaliknya hingga membakar atribut dan menganiaya salah satu peserta parade doa.
Bentrokan pecah dengan kedua kelompok saling lempar batu dan menggunakan senjata seperti panah. Terdapat dua orang yang mengalami luka dalam bentrokan itu, dan satu di antaranya meninggal setelah mengalami perawatan di rumah sakit Budi Mulia Bitung.
Aparat keamanan yang terdiri dari kepolisian dan TNI melerai massa yang bentrok dan melakukan penyekatan dalam rangka mengantisipasi aksi susulan. Keadaan mulai kondusif dan aman sekitar pukul 19.55 WITA.
Minta Masyarakat Tak Terpancing Hoaks
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Utara Sarbin Sehe, mengapresiasi langkah cepat pemerintah kota (pemkot) dalam menangani konflik. Sarbin mengatakan langkah tepat yang diambil Wali Kota Bitung Maurits Mantiri dan jajarannya dengan mengundang semua pimpinan lembaga keagamaan dan membuat kesepakatan untuk menghentikan semua bentuk kebencian dan kekerasan sebagai langkah tepat.
Sarbin berharap agar semua pihak taat dan menjaga kesepakatan yang telah disepakati dan ditandatangani. "Mari dukung dan kawal bersama agar situasi berjalan normal seperti biasa, penuh damai dan persaudaraan," ujarnya.
Ia pun meminta semua pihak di Kota Bitung melaksanakan kesepakatan, menahan diri, tidak terprovokasi dan bergotong royong menjaga dan memelihara kerukunan dan perdamaian di Kota Bitung. Hal itu menurut dia penting agar persoalan tersebut tidak meluas.
Sementara itu Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi meminta masyarakat tidak terhasut oleh hoaks terkait bentrokan antar-dua kelompok massa yang terjadi di Bitung, Sulawesi Utara. Budi menyarankan masyarakat dapat meminta informasi dengan menghubungi perwakilan pimpinan daerah terdekat sehingga tidak terhasut oleh informasi yang simpang siur dan belum terverifikasi kebenarannya.
"Jika ingin informasi yang tepat, bisa menghubungi otoritas Pemerintahan Daerah di sana, serta seluruh Musyawarah Pimpinan Daerah-nya," kata Budi.
Ia mengajak masyarakat untuk bisa bijak mencari informasi dari sumber yang tepat dan merekomendasikan untuk bisa merujuk pada informasi yang diberikan oleh otoritas pemerintahan setempat.