Timnas AMIN Kritik Percepatan Penyerapan Anggaran, Bisa Rugikan Proyek
Co-captain Tim Pemenangan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar atau Timnas AMIN Sudirman Said mengkritik pernyataan Presiden Joko Widodo yang ingin penyerapan anggaran dipercepat. Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral itu mengatakan hal itu sudah terlambat dan malah menjadi pisau bermata dua bagi proyek-proyek yang sedang dilakukan.
“Ya karena waktunya pendek, di-rush, kualitas proyek jadi dikorbankan. Yang penting ada berita acara, kemudian tagihannya keluar, lalu anggarannya cair,” kata Sudirman seperti dikutip Jumat, (1/12) malam.
Sudirman mencontohkan pengalamannya waktu menjadi Menteri ESDM. Kala itu, penyerapan rata-rata anggaran sebelum ia menjabat senilai 50%-60%. Namun setelah ia audit serapannya menjadi 90%.
Menurut Sudirman, kunci penyerapan anggaran efektif adalah mempersiapkan tender di jauh-jauh hari. Bila tahun anggaran baru sudah dimulai, uang tersebut sudah siap dan tinggal menunjuk kontraktornya. Dalam tahun berjalan pun pemerintah wajib mengawasi terus-menerus agar pelaksanaan proyek-proyek yang sedang dilaksanakan berjalan sesuai rencana.
Meski demikian, ia enggan berkomentar mengenai ketakutan penyelewengan anggaran terkait tahun politik. Ia hanya berharap serapan di akhir tahun anggaran ini benar-benar berkualitas dan tidak diselewengkan untuk agenda politik.
“Jangan ada nafsu berlebihan mengeluarkan anggaran, karena sebetulnya kalau nggak habis masih bisa dipakai,” kata Sudirman.
Sebelumnya, Jokowi mengeluh rendahnya realisasi belanja pemerintah pusat dan daerah. Padahal, sisa waktu anggaran tahun ini tinggal tiga minggu. Hal ini ia sampaikan saat menyerahkan DIPA dan Buku Alokasi Transfer ke Daerah Tahun Anggaran 2024 kepada Kepala Daerah di Istana Negara, Jakarta, Rabu (29/11). Kepala Negara merinci, realisasi belanja pemerintah daerah baru mencapai 64% dan pemerintah pusat sekitar 76%.
“Ada tiga minggu ini akan keluar uang bertriliun-triliun, namun kita ulang terus setiap tahun,” kata Jokowi. “Sejak awal, sembilan tahun yang lalu, saya ingin mengubah ini. Tapi ternyata saya cek lagi, mengubah mindset tidak mudah.”
Menteri Keuangan Sri Mulyani juga sudah menanggapi pernyataan Jokowi ini. Ia dan Kementerian Dalam Negeri bakal memonitor anggaran di daerah. Penyerapan anggaran pun tak terhindarkan di dua bulan terakhir ini. Tapi, ia enggan menghitung kemungkinan realisasi anggaran di akhir tahun.
“Aku enggak mau bikin proyeksi, tapi aku selalu sampaikan alokasinya sekian triliun sekarang baru 74%. Jadi kalau seandainya bisa terserap, bisa hampir Rp 1.000 triliun,” kata Sudirman.