Mengukur Dampak Elektoral dan Finansial Usai Jusuf Kalla Dukung Anies
Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla resmi mendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 1, Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar (AMIN). Dukungan itu disampaikan Jusuf Kalla pada Selasa (19/12) saat menghadiri kegiatan di Sulawesi Selatan.
Meski demikian, pengamat politik menilai manuver Jusuf Kalla K tidak memberi dampak elektoral secara signifikan. “Karena bagaimanapun, sekarang JK tidak pegang jabatan. Jadi pengaruhnya tidak sebesar dulu,” ujar Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin pada Katadata, Kamis (21/12).
Ia tidak menyangkal Jusuf Kalla punya basis elektoral besar di Sulawesi Selatan pada masanya. Namun menurut Ujang saat ini sudah ada banyak tokoh yang bisa menggerakkan dukungan masyarakat di sana. Ada dua nama yang ia sebut, yakni politisi Nasional Demokrat Syahrul Yasin Limpo dan Menteri Pertanian Amran Sulaiman.
Pandangan berbeda disampaikan Peneliti Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS Nicky Fahrizal. Menurut Nicky, manuver JK memberi dampak elektoral positif besar bagi AMIN.
Ia menilai dukungan Jusuf Kalla akan memperkuat suara Anies di Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, dan Sumatera khususnya Sumatera Barat. Sejauh ini, Nicky melihat AMIN memang masih kekurangan suara di daerah tersebut. AMIN cenderung kuat di Jawa.
“Ini bisa jadi kontra ke Golkar juga, selaku partainya JK dan kubu Prabowo-Gibran,” kata Nicky pada Katadata. “Seperti yang kita tahu Golkar itu kuatnya di luar Jawa Bali, figur JK juga menjadi salah satu yang menguatkan suara di Sulawesi. Padahal Golkar ada di kubu 02.”
Potensi Kerek Dana Kampanye
Lebih jauh Nicky mengatakan dukungan Jusuf Kalla bukan tidak mungkin akan berdampak dalam penggalangan dana kampanye untuk pasangan Anies - Muhaimin. Ia bahkan memperkirakan dana kampanye AMIN bisa saja akan meningkat dengan masuknya Jusuf Kalla.
Sebelumnya KPU sudah merilis dana awal kampanye peserta Pilpres 2024. Dari ketiga paslon, dana kampanye AMIN paling kecil yakni Rp 1 miliar yang bersumber dari sumbangan uang paslon.
Menurut Ujang, dukungan Jusuf Kalla pada AMIN harus ditelisik lebih lanjut, apakah dukungan JK hanya dalam bentuk moril atau juga finansial. Apalagi menurut Ujang, Kalla adalah pengusaha yang memiliki banyak perusahaan dan mungkin saja menyumbang dana kampanye ke AMIN.
“Kalau dukungannya juga dengan uang, ya ada pergerakan dana kampanye masuk dari JK. tapi kalau secara dukungan moril saja, tidak akan berefek,” kata Ujang lagi.
Nicky punya pandangan optimistis. Menurutnya, JK bisa membawa lingkaran pengusaha ke dalam tim AMIN. Hal ini akan sangat berguna karena ada kemungkinan Pemilu akan berlangsung dua putaran.
“Untuk dua putaran, yang dibutuhkan itu nafas panjang. Dukungan JK bisa membantu mereka kuat hingga putaran kedua,” kata Nicky.
Kedekatan Emosional JK-Anies Baswedan
Di sisi lain, Ujang tidak heran bila Jusuf Kalla kemudian akhirnya condong mendukung AMIN. Menurut Ujang, kedua tokoh ini memang punya kedekatan emosional.
Kedekatan Anies dan Jusuf Kalla menurut Ujang sudah dapat terlihat sejak 2007 saat Anies Baswedan menjabat rektor Universitas Paramadina Jakarta sementara Jusuf Kalla sebagai Ketua Dewan Pembina Yayasan Wakaf Paramadina. Pada pemilihan presiden 2014, Jusuf Kalla juga mengusulkan Anies sebagai juru bicara Jokowi-JK. Hingga akhirnya Anies dipercaya menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Kabinet Kerja Jokowi-JK.
Saat Anies menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 2017-2022 lalu pun JK turut ambil bagian. Ia kerap memberi masukan pada Anies.