Anies: JK Ingin Kader HMI Bidik Posisi Lebih dari Wakil Presiden
Calon presiden Anies Baswedan bercerita bahwa wakil presiden Jusuf Kalla ingin kader HMI tidak berhenti di posisi wakil presiden. Anies bilang, Jusuf Kalla menyebut hal itu saat memberikan sambutan di acara Musyawarah Nasional XI Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) pada November 2022 lalu.
Sebagai informasi, Jusuf Kalla merupakan alumni HMI dan sempat menjabat sebagai Ketua HMI Makassar pada 1965 hingga 1966. Sedangkan Anies Baswedan juga sempat berkecimpung di HMI saat dirinya menjadi mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM).
“Pak JK menyampaikan kader HMI sudah berada di banyak posisi, termasuk wakil presiden. Karena itu, sebaiknya jangan di posisi itu lagi,” ujar Anies dalam sambutannya di acara Deklarasi Dukungan HMI kepada AMIN di Swasana Lippo Kuningan, Jakarta, Rabu (27/12).
Lebih lanjut Anies mengatakan Jusuf Kalla sudah mendeklarasikan gagasan tersebut secara terbuka di Palu, pada seminggu lalu. “Dengan bekerja berpasangan (dengan Muhaimin Iskandar), Insya Allah kami dwitunggal yang akan membawa ikhtiar ini ke depan,” katanya.
Hal ini juga dibenarkan oleh Presidium Majelis Nasional Korps Alumni HMI alias MN KAHMI, Saan Mustopa. Menurut Saan, mimpi ini sudah ada sejak zaman latihan kader tingkat satu hingga di kepengurusan Besar HMI.
“Kami diberi mimpi, harus ada kader yang sampai puncak kepemimpinan nasional, yakni Presiden RI,” kata Saan, usai Deklarasi Dukungan HMI pada AMIN, di Swasana Lippo Kuningan, Rabu (27/12).
Meski demikian, Saan yang juga menjabat Wakil Deputi Teritorial Pemenangan Timnas AMIN ini menjelaskan orientasi politik di HMI sangat heterogen. Sebagian besar memang mendukung AMIN dan ada juga yang mendukung pasangan lain.
“HMI memberi kebebasan untuk menentukan sikap politik,” katanya.
Bila ditilik ketokohannya, ada sembilan orang presidium MN KAHMI. Tujuh di antaranya adalah politikus, namun kini sudah terbagi dalam dua kubu politik.
Tiga orang presidium sudah bergabung dalam gerbong Anies-Muhaimin: Saan Mustopa dari Partai Nasdem, M. Rifqinizamy Karsayuda eks kader PDIP, dan anggota DPD Aceh, Abdullah Puteh.
Enam orang presidium lain, ada di gerbong Prabowo-Gibran. Mereka ialah Ahmad Doli Kurnia dari Partai Golkar, Ahmad Yohan dari PAN, dan Herman Khaeron dari Demokrat. Kemudian ada Romo H. R. Muhammad Syafii dari Gerindra, Zulfikar Arse Sadikin dari Partai Golkar, dan Sutomo.