Survei CSIS: Elektabilitas PDIP Masih Nomor Satu, Ditempel Gerindra
Centre for Strategic and International Studies (CSIS) merilis hasil survei politik terbaru mereka. Dari hasil penjaringan opini, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) masih menjadi partai yang terbanyak dipilih oleh para responden.
Persentase responden yang memilih PDIP mencapai 16,4%. Namun, angka ini tak jauh dari elektabilitas Partai Gerindra yang menempel di bawahnya yakni 14,6%.
"PDIP masih di atas, tapi sudah mulai dibuntuti Gerindra," kata Ketua Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS Arya Fernandes dalam pemaparan di Jakarta, Rabu (27/12).
Elektabilitas Partai Golkar berada di posisi ketiga dengan jumlah 11,9%. Namun posisi partai beringin ditempel oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan elektabilitas 11,8%.
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) berada di peringkat lima dengan elektabilitas 9,2%. Di posisi keenam adalah Partai Amanat Nasional (PAN) yang dipilih 5,2% responden.
Partai Demokrat dengan elektabilitas 4,8% menjadi partai terakhir yang dalam survei ini lolos ambang batas parlemen. Selain itu ada 12,3% responden yang belum menyatakan pilihan ataupun tak tahu.
Survei ini juga menunjukkan tak solidnya dukungan responden pemilih partai dengan pilihan presiden mereka. "Split ticket (perbedaan pilihan parpol dan capres) masih terjadi," kata Arya.
Pemilih Partai Gerindra merupakan yang paling solid memilih calon presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Sebanyak 91,6% responden pemilih Gerindra, memilih ketua umum mereka sendiri.
Sedangkan pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD hanya dipilih 64,8% responden PDIP. Adapun 25,4% pemilih partai berlambang banteng menyatakan akan memilih Prabowo-Gibran.
Responden pemilih Golkar yang akan memilih Prabowo-Gibran juga hanya 60%. Sisanya, sebanyak 24,5% akan memilih pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan 11,6% memilih Ganjar-Mahfud.
Survei dilakukan CSIS dengan metode acak bertingkat atau multistage random sampling pada 13-18 Desember 2023. Survei melibatkan 1.300 responden di seluruh Indonesia dengan wawancara tatap muka. Adapun margin of error adalah 2,7% dengan tingkat kepercayaan 95%.