Survei CSIS: Debat Bisa Pengaruhi Pilihan Capres dan Cawapres
Survei Centre for Strategic and International Studies atau CSIS menunjukkan debat masih bisa digunakan pemilih untuk memastikan calon presiden dan wakil presiden pilihan mereka.
Survei menemukan sebanyak 75,2% responden sudah mantap dengan pilihannya. Namun sisanya menyatakan belum mantap dengan sejumlah alasan, salah satunya waktu memilih.
Dari kriteria waktu pemilihan, sebanyak 10,2% mengatakan akan mantap menentukan pilihan pada hari H pemilihan. Sedangkan 5,8% mengatakan akan memilih setelah menonton debat capres dan cawapres.
Selain itu, sebanyak 4,8% responden akan memantapkan pilihannya pada sepekan sebelum pemilihan. Adapun, 4% pemilih akan menentukan pilihan pada Januari 2024.
Debat juga menjadi alasan pemilih untuk mengubah pilihannya. Sebanyak 12,5% responden mengatakan belum mantap menentukan pilihan sebelum debat capres dan cawapres.
Sedangkan 3,8% responden menunggu arahan tokoh masyarakat. Sisanya ada yang meninggu pembagian uang, arahan tokoh agama, hingga pembagian sembako.
Terkait karakteristik pemimpin ideal, 31,8% responden mengaku butuh pemimpin yang jujur dan tidak korupsi. Mereka juga ingin pemimpin yang merakyat dan sederhana (24,8%), kemudian tegas dan berwibawa (21,6%), dan rekam jejak kepemimpinan (7,6%). Ada juga karakter lain seperti cerdas (6,5%) dan taat beragama (6,5%).
Bila dibandingkan dengan alasan responden memilih seorang pemimpin, mereka justru memilih pemimpin yang merakyat dan sederhana (24,9%), jujur dan tidak korupsi (24,2%), kemudian tegas dan berwibawa (23%).
Tolok ukur lain punya porsi yang lebih kecil, misalnya memilih seorang pemimpin cerdas (8,6%), memiliki rekam jejak kepemimpinan (8,5%), dan taat beragama (6,9%).
Survei CSIS dilakukan setelah Debat Perdana Capres, yakni dari 13 hingga 18 Desember 2023 dengan metode wawancara tatap muka. Total ada 1.300 orang sampel yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Survei ini memiliki margin of error sebesar plus minus 2,7% dan tingkat kepercayaan 95%.