Jejak Konflik Gus Dur - Muhaimin dan Bola Panas PKB Jelang Pemilu
Majunya Muhaimin Iskandar sebagai calon wakil presiden pada pemilihan presiden 2024 tak lepas dari pembicaraan tentang kabar memanasnya hubungan Muhaimin dengan presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid atau biasa disapa Gus Dur. Ketegangan antara dua petinggi Partai Kebangkitan Bangsa itu terjadi pada 2009 menjelang pelaksanaan pemilu.
Kabar adanya konflik internal dengan PKB itu diakui oleh Muhaimin kerap muncul jelang pemilu. Namun, calon wakil presiden nomor urut 2 yang mendampingi Anies Baswedan itu mengatakan tak terlalu terpengaruh dengan kabar itu.
Saat berbicara pada acara Slepet Imin yang diadakan di Depok, Selasa (19/12), Muhaimin kembali menegaskan bahwa ia tak pernah punya persoalan dengan Gus Dur seperti yang banyak beredar. Bahkan menurut dia, Gus Dur merupakan pendidik dan orang yang membesarkan dia.
“Gus Dur ini orang yang besar. Setiap anak didiknya, termasuk saya, diberi ruang terbuka dan diuji. Apa cara ujinya? Setiap Ketum PKB selalu dipecat oleh Gus Dur,” kata Muhaimin saat itu.
Menurut Muhaimin, pemecatan yang dilakukan Gus Dur merupakan hal biasa dan tidak ada kaitan dengan konflik di internal PKB. Bahkan menurut dia pemecatan merupakan bentuk ujian bagi para tokoh PKB untuk bisa tumbuh lebih besar.
Ia mencontohkan beberapa nama yang dipecat dari posisi ketua umum seperti seperti Matori Abdul Djalil yang menjadi ketua PKB dari 1998 hingga 2001. Begitu juga Alwi Shihab yang mulai menjabat sejak 2001 namun selesai menjabat pada 2005.
Menyikapi pemecatan yang dilakukan partai, Muhaimin mengatakan ia memiliki prinsip berbeda dengan mantan ketua umum PKB lainnya. Dia mengaku tidak melawan saat dipecat oleh Gus Dur, sementara dua ketum lainnya melawan. Padahal menurut Muhaimin bila ditarik dari garis keluarga, ia adalah keponakan dari Gus Dur.
“Kemudian Gus Dur memberi tempat klarifikasi yang tepat buat saya. Gus Dur juga memberi kesempatan pada yang lain untuk berkompetisi secara sehat,” kata Muhaimin. “Jadi tidak usah khawatir, itu isu 5 tahunan. Kesimpulannya Gus Dur telah mendidik saya hingga hari ini sukses hingga sampai jadi cawapres.”
Lantas, bagaimana sejarah konflik Muhaimin dan Gus Dur dalam konflik internal PKB 2008 lalu?
Sejarah Konflik Gus Dur dan Muhaimin di Internal PKB
Jejak Muhaimin di PKB sudah cukup lama. Ia mulai memimpin PKB sejak 2005 setelah melewati Muktamar PKB di Semarang. Gus Dur sendiri duduk sebagai Ketua Dewan Syura.
Hubungan Muhaimin dan Gus Dur memanas pada 2008 menjelang pelaksanaan pemilu 2009. Kala itu, Cak Imin dipecat karena dianggap mendekati pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono yang menjadi presiden.
Pada pemilu 2004, PKB mengusung lawan SBY yakni Megawati Soekarnoputri – Hasyim Muzadi. Dalam Pemilu itu, Megawati-Hasyim kalah dari pasangan SBY - Jusuf Kalla. Namun pada 2009, PKB berkoalisi dengan Demokrat mengusung SBY - Boediono dan keluar sebagai pemenang.
Sikap berbeda Muhaimin yang mendukung SBY ditentang oleh Gus Dur dan berujung pemecatan. Pendukung Muhaimin saat itu tak terima dan menggugat Gus Dur ke Pengadilan negeri Jakarta Selatan.
Ketegangan memuncak saat masing-masing kubu menggelar Muktamar Luar Biasa sendiri. Gerbong Gus Dur mengadakan MLB di Parung, Bogor, dari 30 April hingga 1 Mei 2008, sementara Muhaimin menggelar muktamar keesokan harinya di Ancol.
MLB Ancol menghasilkan tiga keputusan. Pertama, Muhaimin menjadi Ketua Umum PKB, dan kedua Yenny Wahid digantikan Lukman Edy selaku Sekretaris Jenderal. Padahal, Yenny Wahid adalah putri Gus Dur dan Sekretaris Jenderal PKB petahana. Keputusan ketiga menyatakan Ketua Dewan Syuro yang diisi Gus Dur digantikan KH Aziz Mansyur.
Sejak saat itulah Muhaimin duduk sebagai Ketua Umum PKB hingga sekarang. Jabatan Muhaimin baru akan berakhir pada 2024 bersamaan dengan berakhirnya masa jabatan Muhaimin sebagai Wakil Ketua DPR periode 2019-2024.